SIAK - Upaya Asia Pulp dan Paper (APP) Sinar Mas dalam mendukung Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk pencegahan Kahutla tidak tanggung-tanggung. Selain penanggulangan, perusahaan juga membuat program unggulan peduli lingkungan, Kamis (25/7/2019).
Program itu disebut Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang dibangun PT Arara Abadi sejak tiga tahun terakhir (2016-2019). Tujuannya memperkecil keinginan masyarakat membuka lahan perkebunan dengan cara membakarnya yang menyebabkan kerugian semua pihak.
Fire Operation Management Head PT Arara Abadi Deny Widjaya mengatakan melalui program DMPA, perusahaan mengedukasi masyarakat sekitar area konsesi agar tidak lagi membuka lahan dengan cara dibakar.
"Perusahaan mengedukasi masyarakat untuk mengelola lahan dengan memakai metode agroforestri, yakni bercocok tanam hortikultura dan perternakan. Kini sejak tahun 2018 program DMPA telah terjalin sebanyak 7.000 Kartu Keluarga di 142 desa menyebar di Siak, Bengkalis, Rohul, Inhil, Dumai dan Pekanbaru," terang Deny.
Lebih lanjut, PT Arara Abadi juga memfasilitasi secara keseluruh mulai dari penyediaan alat, benih dan pendamping hingga membantu memasarkan produk unggulan program DMPA masyarakat. Tahun ini perusahaan berencana menjangkau di 47 lokasi yang menargetkan Riau di 189 wilayah.
Syafrizal (60) seorang petani tambak ikan nila di Desa Pinang Sebatang, sukses menggeluti program DMPA yang dibuat perusahaan sejak dua tahun lalu. Dalam hitungan modal Rp10 juta pertonnya, dia dapat keuntungan belipat ganda setiap kali panen.
"Luas tambak 1 hektare dengan modal Rp10 juta pertonnya. Dalam tiga bulan bisa mencapai penjualannya mencapai Rp50 juta pertonnya ikan nila sekali panen," sebutnya.
Selain ikan, Syafrizal juga memiliki lahan kebun sawit seluas lima hektare untuk menambah penghasilannya. Dalam sekali panen masih kalah unggul dibanding hasil tambak ikannya dalam setahun.
"Dalam setahun jika dihitung, hasil panen ikan nila dan sawit berbanding jauh penghasilannya," ucapnya.
Sementara itu, Alek Safirman seorang petani pupuk kompos di Desa Kampung Pinang Sebatang, Kecamatan Tualang juga merasakan aroma nikmat program DMPA yang dibangun PT Arara Abadi.
"Hasil pembuatan pupuk kompos yang dihasilkan dari kotoran sapi ternak dapat didaur ulang kembali menjadi pupuk. Pupuk ini nantinya dapat dijual kembali ke perusahaan untuk tanaman akasia dan masyarakat umum lainnya," terangnya.
Usaha yang digeluti Alek bersama kelompok sapi lainnya dalam pengelolaan kotoran sapi menjadi pupuk kompos telah berjalan enam bulan lamanya dengan perhasilan yang dicapai 100 ton perbulannya.
"Hasil perbulannya mencapai Rp13 juta. Dengan adanya program ini, dapat memacu semangat peternak sapi lainnya untuk lebih giat. Dimana, kotoran sapi yang kita beli dari mereka dapat diubah menjadi kompos dan dijual kembali ke perusahaan untuk pupuk tanaman akasinya," sebutnya.
Sejauh ini, ada 7 kelompok peternak sapi yang dikelola Alek dalam enam bulan terakhir ini dengan jumlah sapinya mencapai 1.000 ekor dibagi beberapa peternak lainnya. Sementara sapi yang dimiliknya telah mencapai 115 ekor yang didapatkan dari bantuan pemerintah daerah.
"Dalam pengelolaan pupuk, sehari bahan baku yang kita butuhkan mencapai 4 ton. Untuk penjualannya juga kita memakai pertukaran barang tergantung kebutuhan petani perkebunan selain perusahaan. Selain itu, perusahaan juga banyak membantu bahan pengelolaan berupa rumput, arang dan piber sawit," pungkasnya.
Penulis : Helmi
Editor : Fauzia
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :