BAGANSIAPIAPI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hilir (Rohil) saat ini masih terus meningkatkan pelayanan kesehatan hingga kepelosok desa yang ada di 18 kecamatan di Rohil. Selain meningkatkan berbagai insfraruktur, Pemkab Rohil juga melakukan pembinaan kepada para dokter dan bidan. Karena dokter dan bidan sangat berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat banyak.
Para bidan yang tersebar di Kabupaten Rohil terus diberikan pembinaan dan pelatihan dengan harapan mampu kedepannya mampu bersaing agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal serta mampu mengurangi angka kematian kaum ibu dan bayi.
"Bidan itu harus bisa mandiri dalam menjalankan tugas dan fungsi (tupoksi) nya dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat," kata Asisten IV Bidang Administrasi Setdakab Rohil, Hj Dahniar Mkes, di Bagansiapiapi.
Dengan palayanan kesehatan yang baik diberikan kepada masyarakat maka secara otomatis akan mampu mengurangi angka kematian bagi kaum ibu dan bayi. Selain dari pada itu, Bidan juga harus mampu menguatkan peran dalam pemberdayaan perempuan dan keluarga untuk pendukung pencapaian SDGS.
"Para bidan adalah bagian dari organisasi profesi nasional yakni ikatan bidan indonesia (Ibi) yang dibentuk untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam pelayanan kesehatan yang salah satunya untuk menekan angka kematian bagi ibu dan bayi," kata Mantan Direktur RSUD Dr RM Pratomo Bagansiapiapi Tersebut.
Ia juga mengingatkan agar para bidan tidak lagi berleha-leha dan menganggap suatu kegiatan dan program yang diberikan oleh Pemkab Rohil sebagai acara seremonial saja. Karena bidan itu harus mampu menghadapi tantangan pada tahun 2030 mendatang. Apalagi sebutnya kedepannya tugas bidan itu sangat berat, dimana nantinya harus mampu bersaing dipasar global dengan bidan-bidan dari negara lain yang ada di dunia.
Ketua IBI Rohil, Rita Zahara memberikan pelatihan kepada bidan belum lama ini di Bagansiapiapi.Nah, untuk menghadapi pasar global itu Pemkab Rohil terus melakukan pembinaan dengan memberikan pelatihan kepada para bidan yang ada. "Kita saat ini tengah menyiapkan berbagai tantangan yang nantinya dihadapi seperti menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dan pola pikiran dengan membekali ilmu sosial, hukum, filosofi dan lain sebagainya," ujar Dahniar.
Diakui istri dari ketua DPRD Rohil itu, Dinegara Indonesia sejauh ini telah banyak bidan dari negara luar seperti dari Thailand, Filifina, India dan negara lainnya yang berminat masuk kenegara kita sesuai dengan pasar global.
Dimana para bidan luar negeri itu saat ini tengah mempelajari bahasa indonesia dengan harapan bisa masuk keindonesia. Jika Bidan kita tidak memiliki ilmu maka secara otamatis akan tertinggal dan menjadi penonton dinegeri sendiri," Sebutnya sembari mengingatkan.
Dijelaskannya lagi, Negara lain seperti negara tetangga Malaysia memang diakuinya sangat mampu dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat. Sehingga masyarakat kita lebih banyak memilih mendapatkan pengobatan kenegara malaysia. Nah, ini tentunya bisa dijadikan sebagai salah barometer agar para bidan kita bisa menjawab tantangan yang dihadapi kedepannya.
Agar para bidan kita tidak ketinggalan dengan bidan-bidan yang ada dinegara lain, maka bidan itu harus bisa berkembang seiring dengan ilmu teknologi dan perubahan ditengah masyarakat. Untuk itu para bidan harus memiliki Manshet untuk mengembangkan dirinya.
Salah satu contoh mengembangkan diri itu harus mampu menguasai ilmu politik, Jika bidan itu sudah berkembang seperti menguasai ilmu politik maka kedepannya mereka akan lebih mampu lagi untuk meyakinkan pemerintah kalau profesi bidan itu bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat," pungkasnya.
(Adv/Hms/zal)