PEKANBARU - Suara mesin tenun kayu bergema di Rumah Tenun Wan Fitri, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, saat Rahmi dan empat rekannya dengan semangat menenun kain.
Mereka tengah mengikuti pelatihan menenun yang difasilitasi oleh Community Development (CD) Department, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).
Rahmi, seorang janda berusia 35 tahun, menjadi inspirasi dengan kegigihan dan semangatnya dalam mengikuti pelatihan.
"Saya sudah mengikuti pelatihan tenun sejak 15 januari lalu. Saya selalu semangat mengikuti semua yang diajarkan instruktur," kata Rahmi, Sabtu (27/1/2024).
Menyusuri perjalanan hidupnya sebagai pedagang lotek dan miso, Rahmi berharap pelatihan ini akan membuka peluang baru untuknya.
"Harapan saya dengan ikut pelatihan tenun ini adalah demi kehidupan yang lebih baik. Saya ingin bisa menenun untuk dipasarkan ke banyak acara, seperti selamatan," ujarnya.
Pelatihan ini difokuskan pada kelompok Tenun Andalan, yang dipilih sebagai Ketua adalah Yulhendra.
Rumah Ira, salah satu anggota kelompok, dijadikan workshop tenun. Di sana mereka diajarkan untuk mengoperasikan mesin tenun dan memproduksi kain tenun dengan harapan bisa memasarkannya.
"Saya terus berharap agar RAPP ke depannya bisa memfasilitasi kawan-kawan lain, terutama yang putus sekolah, agar memiliki peluang kerja. Menambah penghasilan warga lainnya," ungkap Ira.
Rumah Tenun Wan Fitri, yang telah meraih banyak penghargaan dan mengikuti pameran hingga ke Belanda, menjadi basis untuk mengembangkan tradisi tenun di Pelalawan.
Wan Mirdayati, pengelola Rumah Tenun Wan Fitri, menyampaikan harapannya agar para peserta benar-benar menjiwai tenun, tekun, serius dan fokus untuk membuka lapangan kerja.
"Mari jadikan hobi, dijiwai, dan disenangi. Jangan cepat putus asa," pesannya.
Program pelatihan tenun ini merupakan kerjasama antara RAPP dan Rumah Tenun Wan Fitri dalam upaya pengentasan kemiskinan ekstrem dan pengembangan ekonomi berbasis budaya lokal.
Sementara itu, CD Head RAPP, F Leohansen Simatupang menekankan pentingnya mengembangkan sumber ekonomi baru berdasarkan kreativitas budaya lokal.
"Program CD senantiasa mendorong terjadinya perubahan ke arah yang lebih positif. Tujuan pelatihan tenun yang digelar CD RAPP adalah untuk menciptakan sumber income, mendorong terciptanya lapangan kerja. Khususnya bagi masyarakat miskin ekstrem di sekitar operasional perusahaan," jelas Leo.
Dia menambahkan, pelatihan tidak hanya fokus pada teknik menenun, tetapi juga memberikan dukungan dalam pengembangan ke pasar.
Para peserta akan mendapatkan coaching dari tim CD dan Rumah Tenun Wan Fitri, serta bantuan untuk akses pembiayaan guna mendukung usaha tenun ini.
"Pelatihan ini membawa arti besar di lingkungan peserta dan kita berharap agar tenun khas Pelalawan dapat berkembang dan menjadi daya tarik lokal yang berkelanjutan," tuturnya.
Dengan semangat dan harapan yang diusung oleh Rahmi, Ira, dan kelompok Tenun Andalan lainnya, program ini diharapkan tidak hanya menciptakan penghasilan tambahan, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengembangan budaya lokal di Pelalawan.
Sementara itu, Kadisnaker Pelalawan, T Amri Fuad sangat mengapresiasi dan mendukung program yang diadakan pihak PT RAPP. Sebab, dengan adanya pelatihan yang bisa menjadi basis untuk mengembangkan tradisi tenun di Pelalawan, kedepannya akan membuka lapangan pekerjaan baru di Kabupaten Pelalawan.
"Kami sangat mendukung dan mengapresiasi upaya yang dilakukan pihak RAPP untuk memberikan pelatihan bagi penenun baru dan berharap RAPP ke depannya bisa memfasilitasi kawan-kawan lain, terutama yang putus sekolah, agar memiliki peluang kerja dan menambah penghasilan warga lainnya," harap T Amril Fuad.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :