Panwas Pilkada Pekanbaru Disebut Urakan, Begini Ceritanya ...
PEKANBARU - Tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) saat ini terus berjalan. Koordinasi Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dengan Panwas serta Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus dibangun agar tidak ada kesalahpahaman mengenai pelanggaran Pilkada.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Pekanbaru Agus Pramono mengakui, ada sedikit kesalahpahaman antara Pemko Pekanbaru dan Panwas selama proses Pilkada ini. Ia menyayangkan tindakan Panwas yang masuk ke ruang-ruang dinas mencopot baliho Petahana.
"Beberapa waktu yang lalu ada sedikit rasa tidak pas. Panwas mencopot-copot gambar-gambar, petahana dan simbol-simbol tertentu," kata Agus usai rapat koordinasi Pilkada beberapa hari lalu di Aula Kantor Walikota.
Ditanya di kantor dinas saja Panwas melakukan pencopotan baliho, Agus mengaku ada di beberapa kecamatan, di Kantor Dinas Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan perpustakaan. Namun dia memaklumi, mungkin ada ketidakpahaman mengenai Alat Peraga Kampanye (APK).
"Sehingga kami mungkin Aparatur Sipil Negara (ASN) ini merasa mereka itu seperti apa lah gitu ya, urakan lah gitu kan. Kayak premanisme gitu. Tapi kita sudah coba koordinasikan semuanya bisa aman. Awal-awal biasalah itu. Sekarang kita sudah sepaham semua untuk tidak masuk di ruangan-ruangan ini, karena kita kan tau pak Firdaus masih Walikota. 26 Januari 2017 beliau tidak walikota lagi," bebernya.
Pada rapat koordinasi itu, kata Agus, pemko juga mempertegas mana yang dimaksud dengan APK. Ia menyebut, juga sudah memberikan masukan kepada Panwas supaya menyamakan persepsi mengenai APK agar tidak lagi terjadi kesalahpahaman.
"APK kan berupa suatu gambar, tulisan, mungkin anjuran-anjuran, ajakan, yang ada kaitannya dengan Pilkada. Persoalannya kemarin kan gambar-gambar petahana (di ruang dinas) dicopotin," kata dia.
Lanjutnya, kalau Panwas mencabut gambar-gambar Petahana di luar pihaknya sepakat tidak ada masalah. Hanya saja Agus mempermasalahkan gambar petahana yang terpasang di dalam ruangan. Menurutnya, gambar-gambar itu pun hanya ajakan menjaga kebersihan.
"Cuma yang di dalam-dalam ruangan ini. Kita tinggal lihat saja. Contoh kalau tulisannya ajakan taat pajak, atau jaga lingkungan. Saya rasa itu kan bukan APK. Kebetulan juga sudah dipasang sejak lama. Itu sudah kita sepakati bersama untuk tidak diapa-apakan. Nah yang mau buat baru lagi kepala dinas dan kepala badan ini, jangan lagi buat simbol-simbol Petahana," paparnya.
Penulis: Delvi Adri
Editor: Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :