" /> " />
www.halloriau.com


BREAKING NEWS :
SKK Migas Dorong Kontraktor Manfaatkan Momentum Lonjakan Harga Minyak
Otonomi
Pekanbaru | Dumai | Inhu | Kuansing | Inhil | Kampar | Pelalawan | Rohul | Bengkalis | Siak | Rohil | Meranti
 


Catatan H Dheni Kurnia
Kemenangan Syam-Edy dan Gerakan "Roh 212"
Senin, 09 Juli 2018 - 17:09:16 WIB

USAI sudah euforia pemilihan gubernur Riau yang berlangsung lebih kurang enam bulan. Masyarakat kembali dalam rutinitas waktu dan mimpi masing-masing. Enam bulan, memang rentang waktu yang cukup lama untuk berkampanye, bermimpi dan meraih kursi orang nomor satu di Riau.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau, pun sudah mengumumkan siapa  pemenangnya. Dalam rekapitulasi suara yang dilaksanakan di Hotel Aryaduta Pekanbaru beberapa hari lalu, dari 2.092.526 suara sah dan  53.606 suara tidak sah,  pasangan Syamsuar dan Edy Natar Nasution meraih suara terbanyak. Paslon nomor urut 1 ini, meraih 799.289 suara atau lebih kurang 38,2 persen.

Di tempat kedua, disusul oleh pasangan Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno dengan 507.187 suara atau 24,2 persen. Arsyadjuliandi (Andi) harus  menelan kekalahan, meski dia adalah 'incumbent'. Andi  terpaksa menelan pil pahit karena persentase  raihannya jauh di bawah Syamsuar.

Kemudian di tempat ketiga diraih Paslon Firduas-Rusli Effendi dengan 416.248 suara atau 19,9 persen.  Tempat paling buncit, diduduki paslon nomor 2 Lukman Edy-Hardianto dengan 369.802 suara atau 17,7 persen. Dua paslon terakhir ini, sebelum KPU mengumumkan secara resmi hasil pemilihan, sudah mengakui kekalahan dan mendukung kemenangan Syamsuar Edy Nasution.

Kemenangan telak Syam-Edy ini memang sangat mengejutkan dan luar biasa. Karena selisih angka atau persentase perolehan suara mereka, jauh di atas pasangan calon lainnya. Syamsuar- Edy meraih suara 38,2 persen, yang berarti 12 persen lebih besar ketimbang pasangan Andi Rahman yang berada di tempat kedua dengan 26 persen. Padahal Andi didukung oleh dua partai besar yakni Partai Golkar (PG) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang kini tengah berkuasa di Indonesia.

Kekalahan Andi Rahman ini, sekaligus merupakan kekalahan pertama PG di Riau dalam 40 tahun terakhir. Sebab sebelum ini, PG selalu menang dan siapapun calon yang mereka usung pasti menduduki kursi Gubernur Riau. Tapi Syamsuar dan Edy Natar Nasution, mematahkan mitos bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan Partai Golkar di Riau, karena Riau merupakan salah satu basis PG di Indonesia.

Jika mengkaji dari banyak sudut, saya mencatat, kemenangan Syam-Edy ini bukan karena Syamsuar Edy adalah calon yang hebat dan benar benar diinginkan oleh masyarakat menjadi Gubernur Riau. Bukan pula karena dia didukung oleh partai yang hebat, atau karena tim kampanye yang luar biasa, atau pula karena mereka memiliki dana berkarung karung.

Dari sisi partai, Syam-Edy didukung oleh Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Pada pemilihan Gubri  lima tahun lalu, PAN dan PKS mendukung pasangan Jon Erizal dan Mambang Mit menjadi Gubernur Riau. Tapi hasilnya, dari empat pasangan calon (Paslon), Jon Erizal-Mambang Mit, menduduki ranking paling bawah atau nomor empat dari empat Paslon. Artinya, PAN dan PKS bukanlah faktor yang paling mendukung.

Dari sisi Tim Sukses,  deretan nama-nama yang dimasukkanSyam-Edy  ke KPU Riau, bukanlah tokoh-tokoh hebat, berpengaruh dan sering menang dalam Pilkada. Saya mencatat, Tim Andi Rahman atau bahkan Tim Firdaus, jauh lebih dikenal dan berpengalaman dalam Pilkada.

Dari sisi keuangan atau simpatisan yang mendukung pendanaan Tim Syam-Edy, menurut saya, adalah tim yang "paling irit" ketimbang yang lainnya. Bahkan dibandingkan dengan calon incumbent Andi-Suyanto, Syam-Edy tidak ada apa-apanya. Termasuk dalam popularitas, Syam-Edy dari survey beberapa lembaga profesional, hanya menduduki tempat ketiga di bawah Andi Rahman dan Firdaus.

Lalu kenapa fakta di lapangan, Syam-Edy memenangkan 9 kabupaten/kota dari 12 kabupaten/kota di Riau?

Menurut saya, kunci kemenangan Syamsuar Edy Nasution adalah karena "Roh 212". Roh yang kemudian menjelma menjadi kekuatan besar  yang masuk ke jiwa para pemilih di Riau untuk memenangkan Syam-Edy. Gerakan 212, adalah implementasi dari gerakan "Bela Islam" yang dilakukan umat Islam di Lapangan Monumen Nasional (Monas) Jakarta, 2 Desember 2016. Gerakan Bela Islam yang dihadiri sekitar 7 juta umat ini, dipimpin oleh sejumlah kiyai, ustadz dan ulama di Indonesia, di antaranya adalah  Habib Riziq Sihab.

Roh dan Gerakan 212 ini, diyakini membuat umat Islam ikut memenangkan Anis Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta serta mengirim Basuki Cahaya Purnama atau Ahok meringkuk di penjara. Gerakan umat ini juga menuntun Edy Ramayadi memenangkan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara melawan Djarot Syaiful Hidayat yang diusung PDIP. Termasuk kemenangan Syamsuar-Edy Nasution, adalah kemenangan telak yang sangat terinspirasi oleh Roh 212.

Betapa tidak, Gerakan 212 di Riau, didukung oleh Ustadz Mustafa Umar (UMU), Ustadz Abdul Somad (UAS) dan sejumlah intelektual tamatan Timur Tengah lainnya. Para ulama itu, meski tidak secara nyata mendukung Syam-Edy, tapi pada dasarnya mereka berkampanye untuk kemenangan Paslon Syamsuar Edy Nasution. Bahkan secara terang terangan, Ustadz Mustafa Umar yang adalah salah seorang guru dan senior UAS, meminta seluruh Umat Islam di Riau memilih Syamsuar dan Edy Afrizal Natar Nasution menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Riau.

Dukungan dua ulama kharismatik Riau dan Indonesia itu, adalah rahmad paling besar dalam kemenangan Syam-Edy. Bahkan Syamsuar sempat pula meminta dukungan langsung dari Habib Riziq Sihab saat melakukan umrah ke Makkah beberapa hari menjelang  Pilgubri. Dan, sehari menjelang pencoblosan di TPS, beredar "pesan berantai" bahwa Habib Riziq, Ustadz Mustafa Umar dan sebagian besar alumni Timur Tengah Riau, sudah bulat mendukung dan meminta agar semangat dan Roh 212  harus dipertahankan melalui kepemimpinan Syam-Edy.

Akhirnya! Kemenangan Syamsuar dan Edy Nasution memang tidak terbendung. Mereka memenangkan Pilgubri dengan suara yang sangat besar, meski Syamsuar hanya berasal dari Kabupaten Kecil, dan Edy Nasution baru saja "pulang kampung" menyongsong masa pensiun sebagai anggota TNI Angkatan Darat.

Euforia Pilgubri pun sudah usai. Syamsuar, Bupati Kabupaten Siak kelahiran Desa Jumrah, Bangko, Rokan Hulu, 1 Juni 1954 ini, Februari 2019 mendatang, akan dilantik menjadi orang nomor satu di Riau. Dia dibantu oleh Edy Natar, Purnawirawan TNI berpangkat Brigadir Jenderal yang lahir 29 Mei 1961 di Bengkalis. Kita tentu saja berharap keduanya bisa amanah, tidak korup, tak suka berkolusi apalagi bernepotisme ria. Sebab mereka menang karena semangat "Bela Islam."

Apapun cerita tentang Pilgubri hari ini, sudah lewat ditelan angin. Tinggal lagi kita menunggu sepak terjang Syam-Edy di zaman ekonomi yang tak menentu di Riau. Yang mungkin akan terus menjadi bahasan adalah semangat Bela Islam beserta Roh 212. Karena sebentar lagi rakyat negara besar ini akan menghadapi pemilihan yang lebih dahsyat yakni Pemilihan Presiden Republik Indonesia. ***

Dheni Kurnia adalah Wartawan, Penyair dan Ketua DKP PWI Provinsi Riau.
   
   

   


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas.SKK Migas Dorong Kontraktor Manfaatkan Momentum Lonjakan Harga Minyak
Roojai Indonesia hadir untuk menjadi asuransi online terbaik dan memastikan finansialmu terproteksi dengan menawarkan berbagai manfaat asuransi, diantaranya roadside assistance 24/7, proses klaim yang mudah dan cepat, diskon, dan masih banyak lagi. Tips Memiliki Asuransi All Risk Mobil Secara Online dan Tanpa Ribet
Service AHASS siaga untuk pemudik.(foto: istimewa)AHASS Siaga Bantu Pemudik Servis Motor Honda
NETA V.(foto: istimewa)Makin Populer, Ini 5 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Beli Mobil Listrik
Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto bersama Menhub RI.(foto: sri/halloriau.com)Dukung Gebyar BBI/BBWI, Menhub Beri Bantuan 'By The Service' ke Pemprov Riau
  PJ Walikota Tanjungpinang Hasan.(Istimewa)PJ Walikota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah
Kadisdik Pekanbaru, Abdul Jamal.(foto: int)PPDB SMPN Pekanbaru 2024 Dimulai 15 Juli, Ini Kata Kadisdik
LLDIKTI Wilayah XVII sosialisasi KIP-K di UIR.(foto: mcr)Sosialisasi KIP-K di UIR, LLDIKTI Wilayah XVII: Peran Yayasan dan PT Penting untuk Sukseskan Program
Sekdako Pekanbaru, Indra Pomi Nasution.(foto: int)Ikuti MTQ ke-42 Riau, Besok Kafilah Pekanbaru Berangkat ke Dumai
Macet di Jalan Sudirman Pekanbaru.(foto: sri/halloriau.com)Pengendara di Pekanbaru Keluhkan Pak Ogah, Sembarangan Beri Jalan untuk yang Beri Uang
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved