www.halloriau.com


BREAKING NEWS :
Riau Creative Hub Bakal Diresmikan 3 Mei 2024 Mendatang
Otonomi
Pekanbaru | Dumai | Inhu | Kuansing | Inhil | Kampar | Pelalawan | Rohul | Bengkalis | Siak | Rohil | Meranti
 


OPINI
Indonesia Bebas TB Tahun 2050
Jumat, 23 Maret 2018 - 12:19:10 WIB

Oleh :  Dewi Sutioraini. S *

Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) atau World Tb day akan diperingati kembali pada tanggal 24 Maret 2018. Tanggal 24 Maret 1882 merupakan tanggal dimana dr Robert Koch, seorang ilmuwan mengumumankan bahwa ia telah menemukan penyebab dari penyakit Tuberkulosis, yakni Mycobacterium tuberculosis.

Pada saat itu, wabah Tuberkulosis sedang menyebar di Eropa dan Amerika yang menyebabkan kematian satu dari tujuh orang. Untuk mengenang jasanya inilah, maka tanggal 24 Maret ditetapkan sebagai hari Tuberkulosis sedunia. Peringatan Hari TB Sedunia, ditujukan untuk membangun kesadaran umum tentang Tuberkulosis serta usaha-usaha untuk mengurangi penyebaran wabah tersebut.

Meskipun penemuan bakteri ini sudah lebih dari seratus tahun lalu, hingga saat ini bakteri tersebut masih ada di dunia, belum ada satu negarapun yang berhasil bebas dari tuberculosis.

Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) yang diperingati pada tanggal 24 Maret setiap tahun dirancang untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa Tuberkulosis sampai saat ini masih menjadi epidemic di dunia.

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang telah lama menjadi permasalahan kesehatan di dunia. Sejak tahun 1993, penyakit ini telah dideklarasikan sebagai Global Health Emergency oleh World Health Organization (WHO).

World Health Organization (WHO) telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global Public Health Emergency. Pada tahun 2014, sebanyak 9,6 juta orang di diagnosis sebagai penderita tuberkulosis dan 1,5 juta orang meninggal akibat tuberkulosis. Prevalensi terbesar untuk penderita tuberkulosis kasus baru, yaitu sekitar 58%, terdapat di Asia Tenggara dan Pasifik Barat (WHO, 2015).

WHO Global Tuberculosis Report 2016 menyatakan Indonesia menempati rangking kedua dengan jumlah kasus tuberkulosis (TB) terbanyak di dunia. TB menjadi penyebab kematian nomor empat setelah penyakit kardiovaskuler. Berdasarkan Global TB Report Tahun 2017 diketahui insiden TBC sebanyak  1.020.000 kasus tahun 2016 serta mortalitas TBC 110.000 kasus.

Laporan Survei Prevalensi TBC Indonesia tahun 2013-2014, memperkirakan prevalensi TBC sebanyak 1.600.000 kasus. Dengan angka notifikasi kasus tahun 2016 sebanyak 360.565 kasus maka kasus TBC yang ditemukan di Indonesia baru sekitar 35%, sisanya 65% kasus masih belum diobati atau sudah diobati tetapi belum tercatat di program.

Penanggulangan TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi dengan Kabupaten/Kota sebagai titik berat manajemen program dalam kerangka otonomi yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta menjamin ketersediaan sumber daya.

WHO menyatakan bahwa kunci keberhasilan penanggulangan tuberkulosis adalah menerapkan strategi DOTS, yang telah teruji ampuh di berbagai negara. Karena itu, pemahaman tentang DOTS merupakan hal yang amat penting agar tuberkulosis dapat ditanggulangi dengan baik.

Apa itu DOTS?
Kalau kita tulis dalam huruf kecil, ‘’ dots ’’, dan kemudian kita balik 180 derajat membacanya, akan terbaca sebagai ‘’ stop ‘’. Memang demikianlah maksudnya stop tuberkulosis.

DOTS (Directly Observed Treatment, Short-course) adalah pengawasan langsung jangka pendek, yang kalau kita jabarkan pengertian DOTS dapat dimulai dengan keharusan seiap pengelola program tuberkulosis untuk direct attention dalam usaha menemukan penderita dengan kata lain mendeteksi kasus dengan pemeriksaan mikroskopik. Kemudian setiap penderita harus di observed dalam memakan obatnya, setiap obat yang ditelan penderita harus di depan seorang pengawas.

Selain itu tentunya penderita harus menerima treatment yang tertata dalam sistem pengelolaan, distribusi dengan penyediaan obat yang cukup. Kemudian, setiap penderita harus mendapat obat yang baik, artinya pengobatan short course standard yang telah terbukti ampuh secara klinis. Akhirnya, harus ada dukungan dari pemerintah, yang membuat program penanggulangan tuberkulosis mendapat prioritas yang tinggi dalam pelayanan kesehatan.

Tujuan dari pelaksanaan DOTS adalah menjamin kesembuhan bagi penderita, mencegah penularan, mencegah resistensi obat, mencegah putus berobat dan segera mengatasi efek samping obat jika timbul, yang pada akhirnya dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat tuberkulosis di dunia.

Strategi DOTS
Salah satu kunci dari strategi DOTS adalah menemukan dan menyembuhkan pasien TB hingga tuntas. Strategi ini akan memutuskan rantai penularan TB dan menurunkan insiden TB di masyarakat.

Untuk melaksanakan strategi ini diperlukan komitmen politis di level pengambil keputusan dalam bentuk dukungan kebijakan maupun dukungan pembiayaan program TB. Shg komitmen politis merupakan komponen penting yang menunjang terlaksananya komponen lain dalam strategi DOTS. 

DOTS mengandung lima komponen, yaitu:
1.    Komitmen pemerintah untuk mendukung pengawasan tuberkulosis.
2.    Penemuan kasus dengan pemeriksaan mikroskopik sputum, utamanya dilakukan pada mereka yang datang ke pasilitas kesehatan karena keluhan paru dan pernapasan.
3.    Cara pengobatan standard selama 6 – 8 bulan untuk semua kasus dengan pemeriksaan sputum positif, dengan pengawasan pengobatan secara langsung, untuk sekurang-kurangnya dua bulan pertama.
4.    Penyediaan semua obat anti tuberkulosis secara teratur, menyeluruh dan tepat waktu.
5.    Pencatatan dan pelaporan yang baik sehingga memungkinkan penilaian terhadap hasil pengobatan untuk tiap pasien dan penilaian terhadap program pelaksanaan pengawasan tuberkulosis secara keseluruhan
Komitmen Politik Pemerintah

Komitmen politik pemerintah dalam mendukung pengawasan tuberkulosis adalah penting terhadap keempat unsur lainnya untuk dijalankan dengan baik. Komitmen ini seyogyanya dimulai dengan keputusan pemerintah untuk menjadikan tuberkulosis sebagai perioritas penting/utama dalam program kesehatan. Untuk mendapatkan dampak yang memadai maka harus dibuat program nasional yang menyeluruh yang diikuti dengan pembuatan buku petunjuk (guideline) yang menjelaskan bagaimana DOTS dapat diimplementasikan dalam program/sistem kesehatan umum yang ada. Begitu dasar-dasar ini telah diletakan maka diperlukan dukungan pendanaan serta tenaga pelaksana yang terlatih untuk dapat mewujudkan program menjadi kegiatan nyata di masyarakat.
 
Jadi, Upaya Pencegahan dan Pengendalian TBC tidak dapat dilakukan oleh sektor kesehatan semata tetapi perlu komitmen multisektoral karena permasalahan Tuberkulosis terbesarnya adalah masalah non teknis.

Saran
1.    Penemuan dan pengobatan dalam rangka penanggulangan TB hendaknya dilaksanakan oleh seluruh Unit Pelayanan Kesehatan (UPK), meliputi Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, Rumah Sakit Paru, Balai Pengobatan, Klinik pengobatan, serta Balai Pengobatan swasta.
2.    Penyebarluasan informasi tentang TBC kepada masyarakat akan meningkatkan pengetahuan dan kepedulian untuk mencegah penularan TBC yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga melalui sebuah Gerakan Penemuan Aktif TBC di sekolah-sekolah dengan cara melibatkan anak-anak sekolah sesuai dengan tema peringatan HTBS tahun 2018 yaitu Peduli TBC, Indonesia sehat dengan aksi Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TB) dan  menggalakkan penyuluhan tentang TBC dan PHBS di semua tatanan serta memasang poster TBC di semua tatanan.
3.    Pelatihan di bidang kesehatan khususnya dalam penanggulangan tuberkulosis perlu ditingkatkan, demikian juga peningkatan motivasi kerjanya dengan memberikan kompensasi yang lebih baik.
4.    Reformasi sektor kesehatan harus memperkuat program penanggulangan tuberkulosis, dan bukan malah memperlemahnya.
5.    Para dokter perlu mendukung implementasi DOTS dan menjadi pendukung dari program penanggulangan tuberkulosis di daerahnya masing-masing       

*)Mahasiswa Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat Hangtuah Pekanbaru.

   


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Riau Creative Hub di Jalan Arifin Ahmad Pekanbaru segera diresmikan.(foto: sri/halloriau.com)Riau Creative Hub Bakal Diresmikan 3 Mei 2024 Mendatang
Kapolres Pelalawan, AKBP Suwinto sambangi warga RT 08/011 Jalan Raja, Pangkalan Kerinci (foto/andi)Sambangi Warga RT 08/011 Jalan Raja, Kapolres Pelalawan Lakukan Patroli Cipta Kondisi
Pemeriksaan kesehatan warga binaan Lapas Kelas II A Pekanbaru.(foto: sri/halloriau.com)Pasca Lebaran, Tim Medis Periksa Kesehatan WBP Lapas Kelas II A Pekanbaru
Anggota DPRD Pekanbaru, H Ervan.(foto: int)Pasca Libur Lebaran, DPRD Pekanbaru Minta ASN Kembali Produktif Bekerja Layani Masyarakat
Kapolres Rohil, AKBP Andrian cek Pos Pengamanan Lebaran di Bagan Batu (foto/Afrizal)Kapolres Rohil Cek Pos Pengamanan Lebaran di Perbatasan Riau-Sumut
  Bupati Siak usai apel perdana setelah libur Lebaran.(foto: diana/halloriau.com)Pimpin Apel Perdana Usai Libur Idulfitri 1445 H, Ini Pesan Bupati Siak
Kadispar Riau, Roni Rakhmat.(foto: sri/halloriau.com)Kadispar: Wisatawan ke Riau saat Momen Lebaran Capai 1,1 Juta Orang
Flyover Simpang Jalan HR Soebrantas-Garuda Sakti Pekanbaru dibangun (foto/int)Pj Gubri: Pembebasan Lahan Flyover Simpang HR Soebrantas-Garuda Sakti Pekanbaru Diproses
Mantan Gubernur Riau definitif, Edy Natar Nasution, mengaku akan maju dalam Pilkada Riau 2024. (Foto:MCR) Edy Natar Nasution Tambah Daftar Nama Politikus yang Bakal Maju Pilgubri 2024
Pj Gubernur Riau SF Hariyanto didampingi Pj Sekdaprov Riau Indra (foto/Yuni)Pj Gubri Minta Kepala OPD Kejar Ketertinggalan Kerja Selama Cuti Idulfitri
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved