ROKAN HILIR - Sikap menghormati pemimpin masih tertanam dengan baik di hati sanubari masyarakat. Terlebih masyarakat di desa-desa yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan.

Hanya untuk sekedar bertemu, bersalaman lalu kalau bisa berfoto bersama dengan seorang pemimpin, menjadi sebuah kebanggaan yang tiada tara, yang mungkin akan terus jadi kenangan sepanjang masa.

Fakta seperti itu selalu terjadi setiap Gubernur Riau (Gubri) H Arsyadjuliandi Rachman turun ke daerah, ke kampung-kampung, ke pasar-pasar menyapa rakyatnya.

Seperti hari ini, Senin (8/5/2017) saat pria yang akrab disapa Andi Rachman itu berkunjung ke Kecamatan Bagan Sinembah, Bagan Batu, Kabupaten Rohil dalam rangka menghadiri sekaligus membuka Jambore Satpol PP se-Provinsi Riau Tahun 2017, Gubri Andi disambut dengan sangat meriah oleh para siswa setingkat SD, SMP hingga SMA, plus para guru.

Selain menyanyikan lagu "Selamat Datang Bapak Gubernur," mereka berebut menyalami dan meminta foto bersama. Seorang siswa SD bernama Fajar mengaku sangat senang bisa bersalaman dengan orang nomor satu di Negeri Lancang Kuning itu. "Alhamdulillah bisa salaman sama Pak Gubernur," katanya sumringah.

Ia dan teman-temannya semakin puas karena juga berkesempatan berfoto bersama. "Kapan lagi bisa selfie-selfie sama Pak Gubernur," lanjutnya, penuh bangga.

Sebelumnya, pada Minggu malam, (7/5/2017) saat menghadiri Tabligh Akbar sekaligus silaturrahmi dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan yang ditaja Ikatan Keluarga Sungai Tapung (IKST) Provinsi Riau di Masjid Nurul Iman, tiba-tiba Gubri Andi didekati seorang nenek, lalu tanpa canggung memegang pipi Andi Rachman.

Sang nenek memperlakukan Gubri seperti anaknya sendiri. Rasa senang yang luar biasa nampak sekali dari raut muka sang nenek.
Sebagai pemimpin dan orang nomor satu di Riau, Gubri Andi juga nampak bersemangat setiap kali bertemu rakyat yang dipimpinnya. Bahkan suatu kali, ia pernah mengatakan bahwa sambutan yang hangat, yang diberikan masyarakat seolah menjadi vitamin bagi dirinya untuk terus berbuat yang terbaik.

"Tentu saja itu motivasi bagi saya untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat," akunya.

Ya, memang sudah seharusnya begitu. Tidak perlu ada jarak antara pemimpin dan rakyat yang dipimpin, agar sang pemimpin bisa menyelami setiap "denyut nadi" aspirasi yang menjadi harapan seluruh rakyat.

Editor : Yusni Fatimah