PELALAWAN - Sejak Pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri atau dikenalnya dengan kata otonomi, maka dengan otonomi itu daerah-daerah yang didukung oleh sumber daya yang memadai dapat bergerak lebih cepat dalam menggesa program-program pembangunan.
Dan Riau, yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, baik itu pertambangan minyak dan gas, perkebunan dan industri memberikan keunggulan bagi negeri Melayu ini untuk tancap gas mempercepat jalannya pembangunan. Percepatan pembangunan di Riau ini memberikan imbas bagi ibu kota Provinsi Riau. Kota Pekanbaru berubah wajah menjadi kota urban yang komplek dengan segala hiruk pikuk suasana perkotaannya. Selain sebagai pusat pemerintahan di Riau, Kota Pekanbaru juga dikenal sebagai kota bisnis.
Masterplan pembangunan jangka panjang di empat kawasan tersebut bernama Pekansikawan. Program ini akan mengintegerasikan pembangunan empat kawasan yakni Pekanbaru, Kabupaten Siak, Kampar dan Pelalawan. Konsep Pekansikawan bertujuan untuk membangun kota baru dengan memperhatikan hal-hal yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau.
Pekansikawan merupakan perencanaan pembangunan Kota Pekanbaru dimasa mendatang dengan konsep yang matang dan terstruktur. Dengan wilayah yang hampir seluas Jakarta, ternyata Pekanbaru kini mulai terasa sempit. Mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Kota Pekanbaru memberlakukan daerah tetangga sebagai mitra melalui program Pekansikawan ini. Kawasan Pekansikawan ini akan berkembang seperti Bogor, Depok, dan Bekasi yang mendapat limpahan luar biasa dari Jakarta.
Seiring berjalannya waktu, Pekanbaru pun mulai bermetamorfosis menjadi kota besar, kesan metropolitan tampak pada wajah kota bertuah ini. Proses tranformasi kota Pekanbaru menjadi kota metropolitan tidak dapat berdiri sendiri begitu saja, peran besar kabupaten tetangga sebagai penyangga ibu kota turut berandil dalam memajukan ekonomi kawasan dalam prosesnya bertransformasi menjadi metropolitan.
Konsep Pekansikawan ini bertujuan untuk membangun kota baru dengan memperhatikan hal-hal yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau. Dengan begitu, maka kesejahteraan masyarakat Riau semakin meningkat. Pembangunan di kawasan Pekanbaru menjadi langkah awal dari pembangunan ini yang akan menjadi katalisator utama pengembangan kawasan. Pemko Pekanbaru akan membangun jalan lintas outer ringroad utara-selatan sepanjang hampir 40 kilometer.
Bupati Pelalawan HM Harris saat menandatangani kerjasama Pekansikawan bersama tiga daerah lainnya.
Jalan ini akan membujur dari jalur Lintas Timur terus menyeberangi Sungai Siak sampai tersambung ke jalan tol Pekanbaru-Dumai-Sumatera Utara yang merupakan bagian dari Masterplan Pengembangan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Jalur penting ini juga akan dihubungkan dengan Jembatan Siak 5 yang segera dibangun.
Bila jalan ini dibuka, bisa dipastikan kawasan Lintas Timur, Tenayan Raya, Rumbai Pesisir, dan sebagian Minas yang selama ini kurang menarik, akan menjadi magnet baru yang luar biasa.
Dengan Pekansikawan ini akan ada program integrasi antara Pekanbaru, Siak, Kampar dan Pelalawan. Tidak hanya membangun jalan dan jembatan utama, di kawasan ini juga akan dibangun kota baru yang akan menjadi jantung baru Pekanbaru. Ada kawasan perkantoran, investasi, Kawasan Industri Tenayan (KIT), dan lainnya.
Pembangunan nantinya akan mengundang investor, baik perumahan, pergudangan, pusat perbelanjaan, perhotelan, dan lainnya. Banyak kerja sama yang bisa dilakukan antara Pekanbaru, Siak, Kampar, dan Pelalawan. Mulai dari transportasi, komunikasi, hingga masalah sampah, dan air bersih.
Konsep 'Pekansikawan' yang ditawarkan mendapat sambutan positif dari Pemerintah Provinsi Riau. Konsep dianggap dapat membangun kota baru dengan memperhatikan hal-hal yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau.
Penyatuan empat kawasan ini menjadi salah satu tujuan strategis. Setidaknya, dalam tataran ekonomi diyakini akan membawa dampak positif. Pasalnya, kehidupan tidak lagi fokus di wilayah perkotaan saja. Namun juga menyebar ke daerah sekelilingnya. Dengan begitu, peluang pemerataan pembangunan secara proporsional ke wilayah pelosok akan semakin lebih besar.
Kota Pekanbaru disangga oleh tiga Kabupaten penyangga yakni Kabupaten Pelalawan, Siak dan Kabupaten Kampar bersepakat untuk membentuk kawasan pembangunan ekonomi strategis bersama dengan nama Pekan Sikawan.
“Konteks nya kerjasama ini mempersiapkan kota Pekanbaru menjadi kota Metropolitan,” terang Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pelalawan ir Syahrul Syarif.
Sebagai daerah penyangga ibukota, kabupaten kabupaten yang berbatasan langsung dengan kota Pekanbaru tentunya akan memberikan kontribusinya dalam mengangkat ekonomi ibukota Propinsi. Untuk menyamakan visi dan misi pembangunan ekonomi, keempat daerah otonom ini membuat nota kesefahaman untuk brebagi peran dan porsi dalam pembangunan.
“Jadi gagasan kerjasama itu kita tuangkan dalam bentuk MoU antar kabupaten kota yang tergabung di dalam Pekan Sikawan itu,” jelasnya
Setelah ditandatanganinya Memotorium of Understanding itu, sambungnya, untuk menjaga azas keadilan dan persamaan hak dan kewajiban antar anggota di dalam Pekan Sikawan ini, Pemerintah Propinsi Riau di nilai lebih berkompeten untuk menjadi sekretariat bersama ini.
“Alhamdulillah sewaktu kita (empat kab/kota) laporkan pola kerjasama kita ini ke Pemprop, dan di respon baik oleh Pemprop, begitu juga dengan Bappenas sangat mendukung apa yang kita rencanakan ini,”lanjutnya seraya mengatakan bahwa pada saat ini kerjasama yang di gagas tersebut masih berbentuk penjajakan, atau dalam tahap penyusunan master plain.
Sebagai daerah yang baru berkembang, tentunya Kabupaten Pelalawan berharap dari kerjasama ini dapat memberikan trens positif dalam pembangunan di negeri seiya sekata ini.
“Dengan adanya kerjasama dalam Pekan Sikawan ini program unggulan Pemkab Pelalawan yang kita tawarkan tersebut dapat bersinergi dengan program program pembangunan di kawasan Pekan Sikawan ini,”jelasnya
Dirinci Syahrul, program program unggulan Pemkab Pelalawan yang tengah di jalankan sekarang ini seperti program Pelalawan Terang, Teknopolitan, Pelalawan Cerdas, Pelalawan Sehat, Taman Nasional Tesso Nilo, dan wisata Bono diharapkan mendapat porsi dalam program pembangunan Pekan Sikawan.
“Di Pekan Sikawan itu bisa saja sharing budget, karena ada program yang dibiaya APBN, ada yang di biaya APBD Propinsi, dan ada yang dibiayai oleh APBD kita, nanti di lihat pembangunan yang mana yang kita dapatkan dari porsi APBN dan APBD Propinsi itu,” rincinya
Ditegaskan Syahrul, agar adanya persamaan kepentingan antar kabupaten yang tergabung dalam Pekan Sikawan itu, Pemkab Pelalawan berharap semua pihak mengedepankan semangat kebersamaan tanpa ada yang merasa harus dominan dalam objek pembangunan yang ditangani.
“Kerjasama ini prinsip nya saling menguntungkan, jadi tak ada pihak yang merasa dominan, keunggulan dari masing masing anggota Pekan Sikawan ini nantinya akan saling bersinergi satu sama lain, seperti kita punya program Pelalawan Terang, dengan kekuatan energi Langgam Power nanti akan memberikan kontribusi bagi darah lain, bagaimana sistem pengelolaannya itu yang di tengah di godok di dalam master plain itu,” imbuhnya
Jadi, keempat daerah yang tergabung di dalam Pekan Sikawan itu harus saling mengisi, sehingga menciptakan kawasan industri dan ekonomi strategis dan menjadi kekuatan ekonomi di Riau ini.
“Dalam kerjasama ini bukan menciptakan persaingan dalam kawasan, tetapi saling berbagi dan mengisi karena kita sejajar dan memegang otonomi daerah amsing masing, jadi kita harapkan pembangunan nya merata.” harapnya
Pemkab Pelalawan, sambung Syahrul, sangat menyambut baik program kerjasama Pekan Sikawan ini, Pelalawan menyadari dengan adanya kawasan industri dan ekonomi ini akan meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
“Yang kita harapkan dari pola kerjasama ini adalah pembangunan yang dapat di nikmati masyarakat Kabupaten Pelalawan,” tandasnya
Setelah lama dalam perencanaan, akhirnya daerah daerah yang tergabung di dalam lingkar pembangunan Pekan Sikawan menandatangani nota kesepakatan kerjasama, di ruang kencana kantor Gubernur Riau, Jumat (12/7).
Dalam kegiatan penandatanganan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Riau bersama Pekansikawan yaitu Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Walikota Firdaus, Kabupaten Siak melalui Bupati Alfredi, Kabupaten Kampar yang di wakili oleh Asisten Bidang Pemerintahan serta Kabupaten Pelalawan melalui Bupati HM Harris
Bupati Pelalawan HM Harris mengatakan dalam pemaparan singkatnya mengenai awal lepasnya dari Kabupaten Kampar. Pelalawan pernah menjadi kabupaten tertinggal di Indonesia ditahun 2006, dimana dengan kebersamaan di awal kepemimpinannya tahun 2011 membawa visi yakni pembaharuan menuju kemandirian dengan merubah pola pikir dan di periode kedua tahun 2016 inovasi menuju Pelalawan emas.
Pelalawan dengan 7 program strategis salah satunya mendukung kebijakan nasional yakni Pelalawan Eksotis dan Pelalawan Inovatif.
Bupati Pelalawan dua periode ini juga memaparkan kerjasama pekansikawan ini agar Pemerintah Provinsi Riau mendukung pembangunan Kabupaten Pelalawan seperti pengembangan jalan lintas Bono, pembangunan dan pengembangan pelabuhan Sokoi, pengaspalan jalan Kuala Panduk menuju ke Bono dan sampai ke pelabuhan Sokoi itu hampir 100 km, pengembangan kawasan pertanian padi Kuala Kampar, serta pengembangan kawasan teknopark.
Sementara Gubernur Riau Syamsuar berharap pertemuan ini tidak hanya sekedar tandatangan kerjasama saja akan tetapi sebagai tindak lanjut dan harus ada progress dan jelas seperti apa bentuk kerjasamanya. Mantan Bupati Siak itu juga langsung menginstruksikan kepala OPD Provinsi agar menggesa kerjasama ini.
Ia berharap bisa terwujud selama lima tahun. Dan yang menjadi fokus mantan Bupati Siak ini adalah masalah infrastruktur untuk membangun ekonomi di daerah.
Disamping itu, Syamsuar menekankan pentingnya berbicara tentang go green dalam pembangunan infrastruktur daerah. Kepala daerah saat ini dituntut untuk berbicara dan memperhatikan tentang tata ruang kelestarian lingkungan dalam membangun demi mewujudkan green city.
Syamsuar juga menekankan pembangunan tidak lagi mengkedepankan ego kepentingan masing-masing daerah. Hal ini tentunya sejalan dengan visi misi Riau 2019-2024 yakni terwujudnya Riau berdaya saing sejahtera, bermartabat, dan unggul di Indonesia. Kemudian juga diharapkan mampu berdaya saing dengan kondisi kemampuan daerah yang mapan didukung pertumbuhan ekonomi, infrastruktur dan sumber daya manusia yang handal dan lingkungan yang lestari. (Adv/ndy)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :