Mudah Beradaptasi, Peternak di Pekanbaru Lebih Pilih Sapi Bali
Senin, 20 Maret 2017 - 15:53:10 WIB
PEKANBARU - Peternak di Kota Pekanbaru cenderung lebih suka membudidayakan sapi Bali. Bahkan secara keseluruhan setidaknya ada 70 persen peternak yang membudidayakan sapi Bali.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kota Pekanbaru El Syabrina menyebut populasi sapi Bali di Pekanbaru lebih dari 2.000 ekor.
"Selain memiliki ukuran yang lebih besar. Sapi Bali juga mudah beradaptasi dengan lingkungan serta penggemukan berlangsung cepat dibandingkan dengan sapi lokal," kata El Syabrina di Pekanbaru, Senin (20/3/2017).
Lanjutnya, permintaan juga cukup tinggi dengan harga per ekor Rp15 juta, dibanding sapi lokal Rp12 juta. Ia berharap peternak sapi Bali di Pekanbaru bisa menjaga ternak dari virus Jembrana, yang khusus menyerang sapi jenis tersebut.
Ia mengungkap, dalam tiga bulan terakhir sejak Desember 2016 sedikitnya 134 ekor sapi Bali mati akibat virus penyakit Jembrana. Ini merupakan kasus tertinggi terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
"Tingginya kasus penyebaran penyakit Jembrana ini antara lain karena banyaknya sapi asal daerah lain, yang terjangkit Jembrana masuk ke Pekanbaru," sebutnya.
Ia mengindikasikan, penularan Jembrana ke Pekanbaru berasal dari daerah sekitarnya yang sudah terjangkit terlebih dahulu seperti Pelalawan atau Siak. Sapi yang sudah terjangkit dijual ke peternak di Pekanbaru dengan harga murah hingga menggiurkan.
"Virus Jembrana ini tidak ubahnya dengan penyakit HIV pada manusia. Pasalnya, sama-sama menyerang sistem kekebalan tubuh, tapi ini pada hewan yakni sapi. Untuk mencegah penyebaran virus agar tidak lebih luas lagi, kita sudah memberikan vaksin kepada sapi," terangnya.
Penulis : Delvi Adri
Editor : Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :