Duka Mendalam Akibat Insiden Ambruknya Pagar SDN 141 Pekanbaru
Rabu, 14 November 2018 - 15:53:53 WIB
PEKANBARU - Musibah ambruknya pagar sekolah SDN 141 Pekanbaru menjadi duka yang amat mendalam terutama bagi keluarga yang ditinggalkan. Ternyata warga di sekitar rumah korban yang meninggal yakni Yanitra Octavizoli (17) turut merasakan kesedihan yang dialami keluarga.
Yanitra diketahui duduk di bangku XII SMA 14 Pekanbaru. Pagi tadi, dia mengantarkan adiknya yang sekolah di SD 48 yang merupakan satu komplek dengan SDN 141 (Lokasi Kejadian). Namun musibah tidak terelakkan. Pagi tadi merupakan hari terakhir Yanitra mengantarkan adiknya, sementara sang adik selamat dari maut tersebut dan saat ini sedang dirawat di salah satu rumah sakit di Pekanbaru.
Di rumah duka, tak sedikit warga dan rekan-rekan korban di SMA 14 Pekanbaru yang melayat ke rumah duka. Pada umumnya mereka mengaku sangat sedih dan terpukul atas musibah ini.
"Kita memang tidak kenal dekat dengan beliau, karena beliau kelas tiga kami kelas dua, tapi kami merasa sangat sedih dan berduka atas musibah yang menimpa beliau. Mudah-mudahan amal ibadah beliau diterima di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan iklas dan sabar," ungkap salah seorang siswi SMP 14 saat ditemui di rumah korban
Korban meninggal dunia kedua adalah William Maleaki (7) siswa SDN 141 Pekanbaru.
Adriansyah, Ketua RW 01 Kelurahan Simpang Tiga kecamatan Bukit Raya saat ditemui juga mengaku turut berduka dan berharap insiden ini jadi pelajaran semua pihak.
"Kita turut berduka atas kejadian ini, yang namanya musibah kita tidak bisa prediksi, tetapi setidaknya kita lebih mawas dan semoga dijadikan pelajaran buat kita semua baik masyarakat, pihak sekolah kemudian juga orang tua bagaimana mengawasi anak-anak kita," ungkap Adriansyah.
Yang jelas, lanjut Adriansyah sekarang bagaimana kita menghibur pihak keluarga dan mencarikan solusi dan insya Allah adik dari korban yang meninggal ditangani rumah sakit dan mendapatan pengobatan gratis.
"Infonya pihak Disdik juga akan mengirim pagar pengganti yang kontruksinya lebih ringan seperti seng atau kayu sehingga membatasi anak-anak ke jalan. Terkait apakah ada tuntutan dari pihak keluarga pihaknya belum mendengar, tapi yang jelas kita selesaikan dan kita serahkan kepada aparat hukum karena aparat hukum sudah membuat analisa dan pengumpulan data dan kita tidak bisa mendahului," tutupnya.
Penulis : Mimi Purwanti
Editor : Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :