INHU - Sejak dilakukannya peremajaan (Replanting), tanaman kelapa sawit milik PT Inecda Plantation Desa Tanimakmur Kecamatan Rengat Barat, Inhu pada bulan Januari 2017 yang dinilai sudah tidak produktif lagi di tahap pertama, sudah dirajang dan ditanam.
Sedangkan replanting tahap kedua, semua tumbangan batang kelapa sawit dirajang dengan ukuran 10 cm setiap rajangan, sehingga hasil rajangan itu cepat membusuk menjadi tanah, selain itu juga berguna sebagai pupuk untuk tanaman berikutnya.
Demikian dijelaskan Senior Manager PT Inecda Plantation, Khamdi dalam perbincangannya dengan wartawan kemarin di ruang kerjanya. Semua hasil tumbangan kelapa sawit pada tahap pertama itu setelah dirajang lalu digali pada areal gawangan untuk menguruk semua hasil tumbangan kelapa sawit itu, hingga tidak ada yang tersisa.
Hal itu dilakukan, selain untuk mengantisipasi peredaran hama dan penyakit tanaman berikutnya, juga untuk mempermudah perawatan kelapa sawit pada tanaman baru, bahkan dari tanaman batang kelapa sawit itu setelah dilakukan penelitian sangat bermanfaat untuk pemupukan tanaman berikutnya.
"Dirajang dengan ukuran 10 cm per rajangan, jika melebihi dari aturan tersebut, maka semua Askep, Asisten dan mandor disediakan alat sempritan (Pluit), gunanya untuk memperingatkan operator alat yang sedang melakukan rajangan itu agar tetap pada ukuran yang ditetapkan 10 cm per rajangan itu,"papar Khamdi.
Khamdi yang dinilai sudah ahli pada tanaman kelapa sawit yang telah menimba ilmu di Medan (Sumut) dimana asal mula tanaman kelapa sawit, tidak lagi diragukan kemampuannya dalam pengerjaan replanting kelapa sawit, hingga tata cara penanaman dan perawatannya.
“Coba periksa, tidak akan ada hasil tumbangan yang direplanting di lapangan terdapat gelondongan batang sawit yang masih bulat, dan ini dilakukan sejak dilakukannya replanting, bukan baru baru ini saja,” kata Khamdi sembari mengajak wartawan turun ke lapangan di lokasi replanting.
Memang kalau tumbangan kelapa sawit dibiarkan dengan gelondongan bulat saja, maka ketika batang sawit gelondongan itu membusuk, bisa menjadi habitat kumbang tanduk, karena pada batang yang membusuk itu sudah tentu terhindar dari sinaran matahari, dan disitulah terjadi pengembang biakan kumbang tanduk, namun bukan untuk mencari makanannya.
Tambah Khamdi, sasaran utama hama kumbang tanduk itu adalah terhadap tanaman muda dan bukan terhadap tanaman tua, karena kumbang tanduk kerap memburu pucuk kelapa sawit pada tanaman usia muda, terlebih tanaman kelapa makan/sayur di sekitar kebun sangat minim.
“Tidak, mana ada hasil tumbangan dibiarkan gelondongan bulat, itu akan menjadi wabah penyakit, bahkan mempersulit tata cata perawatan terhadap tanaman berikutnya, “ tandas Khamdi.
Di tempat terpisah, Humas PT Inecda Plantation, Joko dikonfirmasi wartawan ini menjelaskan, tidak pernah menyampaikan kepada wartawan, dan atau kepada tim LHK Prop Riau saat berkunjung ke kebun PT Inecda bahwa, replanting kebun sawit PT Inecda dibiarkan gelondongan bulat di lapangan.
Tim LHK datang berkunjung di kebun PT Inecda masih beberapa hari lalu, sementara pekerjaan replanting sudah sejak Januari 2017, dan replanting itu sudah dilakukan pengurukan (ditanam), "jadi mana mungkin setelah tim berkunjung, baru dilakukan pengurukan dan perajangan, ada ada saja," kata Joko.
“Kalau ada saya ucapkan bahwa replanting dibiarkan bulat di lapangan, mana rekamannya, memang kala tim LHK itu datang ke Inecda, ada salah satu wartawan yang ikut, tapi saat dilakukan pertemuan di ruang rapat kantor Inecda, wartawan itu tidak turut, sehingga apa yang dijelaskan, wartawan itu tentu tidak mengetahuinya,” kata Joko.
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)