Jalan Terban di Sijunjung Sumbar, Warga Terpaksa Lintasi Jembatan Kayu
Selasa, 30 April 2024 - 13:11:44 WIB
|
Jembatan darurat dibuat di jalan lintas di Nagari Tamparungo, Sijunjung yang terban (foto/tribunpadang) |
Baca juga:
|
SIJUNJUNG - Jalan terban di Simaru Koto Salo, Jorong Simaru, Nagari Tamparungo, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung. Warga menggunakan kendaraan terpaksa melintasi jembatan kayu yang dibuat di badan jalan.
Akses jalan ini menghubungkan Nagari Tamparungo dengan Nagari Manganti, Silantai, Unggan, Sumpur Kudus dan Sumpur Kudus Selatan. Pantauan pada Minggu (28/4/2024) masih tampak bongkahan material jalan yang sudah hancur dari sisi kanan maupun kiri badan jalan.
Pengendara harus melintas perlahan. Untuk mobil harus melintas secara bergantian. Kondisi tersebut dibenarkan Camat Sumpur Kudus, Feri Yurnalis.
“Memang ada jalan terban yang masih bisa diakses menggunakan jembatan alternatif dibantu oleh masyarakat,” katanya, Senin (29/4/2024).
Sementara itu Wakil Ketua Pemuda Nagari Tamparungo, Alismar mengatakan penyebab utama jalan ini terban akibat tidak ada saluran air. Sehingga air tidak merembes ke tanah di bawah badan.
Ia juga menyebut untuk perbaikan jalan sudah pernah dilakukan namun belum membuahkan hasil yang diharapkan. Jalan terban ini telah beberapa bulan yang lalu kemudian pihak Pemkab Sijunjung diwakili Wakil Bupati Sijunjung, Irradatillah sudah meninjau lokasi secara langsung.
Setelah peninjauan itu selang berapa waktu kemudian akhirnya ada perbaikan jalan tetapi setelah diperbaiki jalan kembali amblas.
“Perbaikan jalan sudah dilakukan beberapa kali tapi setelah selesai hanya sempat digunakan sementara waktu kemudian rusak lagi,” ucapnya.
Menurut Alismar struktur pembangunan jalan yang dibangun itu ada yang salah hingga masyarakat tak sempat menikmati jalan tersebut hingga pemuda berinisiatif membangun jembatan darurat.
“Jalan itu dibangun senilai Rp 300 juta tak bertahan lama sedangkan kami membuat Jembatan alternatif kurang lebih Rp1,5 juta sampai sekarang masih bertahan,” ucapnya.
Dikatakannya, pembangunan jembatan ini berasal dari sumbangan warga dibantu oleh pemuda dikerjakan secara bersama-sama.
Kalau tidak dibangun jembatan alternatif ini maka warga harus menempuh jalan lain ke Bukik Lontiak yang membutuhkan akses lebih jauh sekitar 16 KM. Jembatan alternatif tersebut akses utama bagi masyarakat untuk mencari kehidupan serta para guru juga melintasi jembatan itu untuk mengajar ke sekolah.
Ia berharap Pemkab membantu pembangunan jalan terban dengan baik. Sehingga masyarakat bisa mengakses jalan ini tanpa ada rasa takut. "Takutnya jembatan ini tak bertahan lama kemudian menimbulkan kecelakaan,” tutupnya. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :