SELATPANJANG - Belasan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di Kabupaten Kepulauan Meranti tidak memiliki bidan.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, dr Ria Sari, Selasa (2/10/2017) mengatakan, Poskesdes yang tidak memiliki bidan tersebut terdapat di 18 desa.
Adapun rinciannya, Dusun 3 Desa Kepau Baru, Desa Lukun, Desa Sialang Pasung, Tanjung Kedabu, Sonde Tanjung Gemuk, Dwi Tunggal, Penyagun, Tanjung Kulim, Dedap, Mekar Delima, Selat Akar, Batang Meranti, Teluk Ketapang, Kuala Merbau, Teluk Samak, Tanah Merah, dan Desa Tenggayun Raya.
Dr Ria menjelaskan, untuk melakukan persalinan, warga di 18 desa tersebut terpaksa harus pergi ke desa lain yang Poskesdesnya memiliki bidan yang jaraknya sangat jauh dengan akses jalan yang tidak memadai. Tak jarang ibu hamil pun harus rela dibawa menggunakan gerobak kayu dan tandu.
"Mereka harus pergi ke desa tetangga untuk bersalin atau langsung ke Puskemas yang jaraknya lumayan jauh, inilah salah satu faktor penyebab kematian ibu dan bayi tinggi di Meranti," ujarnya.
Permasalahannya saat ini kata Ria, jarak desa ke desa lain atau ke Puskesmas cukup jauh. Hal itu juga diperparah dengan buruknya akses di perdesaan.
"Banyak juga ibu-ibu diangkut pakai gerobak ke desa lain untuk bersalin," ujar Ria.
Dr Ria menjelaskan, tidak adanya bidan di 18 Poskesdes tersebut dikarenakan banyak bidan yang mutasi ke luar daerah dan masa Pegawai Tidak Tetap (PTT) nya sudah habis, dimana untuk desa biasa masa bertugas bidan hanya 3 tahun dan desa terpencil 2 tahun.
Sementara itu Kepala Desa Penyagun, M Nur mengatakan, sejak tidak adanya bidan di desanya, warganya yang akan bersalin terpaksa pergi ke desa tetangga.
"Kalau tidak ke Tebun, warga yang akan bersalin harus ke Repan," ujar M Nur, Rabu (3/10/2017).
Ia mengatakan, jarak dari desanya ke desa yang memiliki Poskesdes juga cukup jauh.
Selain itu akses jalan juga tidak cukup baik, kami harus mengangkut warga yang akan melahirkan menggunakan gerobak," ujar M Nur.
M Nur menjelaskan, Poskesdes di desanya tidak memiliki bidan sejak pertengahan 2016 lalu.
"Setahun lebih sudah kami tidak ada bidan di Poskesdes," ujarnya.
Bidan terakhir yang bertugas di Penyagun kata M Nur, berhenti karena tidak tahan diganggu orang yang mengidap gangguan jiwa.
"Karena trauma, akhirnya bidannya berhenti dan pulang ke Pekanbaru," katanya.
Ia berharap pemerintah daerah segera menempatkan bidan di Poskesdes desanya.
Untuk mengisi kekosongan tenaga bidan di 18 desa tersebut, saat ini Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti sedang mempersiapkan Peraturan Bupati (Perbup) untuk mengangkat bidan PTT sebanyak 20 orang, dimana perekrutannya melalui BKD.
"Saat ini kita sedang mempersiapkan Perbup untuk perekrutan tenaga bidan PTT sebanyak 20 orang, mudah mudahan bulan ini sudah dibuka pendaftarannya," kata Dr Ria.
Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kepulauan Meranti Bakharudin mengatakan saat ini pihaknya sedang membentuk panitia pelaksana (Pansel) perekrutan tenaga bidan PTT.
"Saat ini kita sedang membentuk Panselnya, pansel ini nantinya terdiri dari Dinas Kesehatan dan BKD," katanya.
Bakharudin juga menjelaskan, adapun mekanisme perekrutannya adalah seleksi administrasi dan wawancara yang nantinya akan diumumkan secara resmi melalui website.
"Perekrutannya akan dibuka untuk umum, namun kita tetap akan mengutamakan asli tempatan daerah itu itu sendiri, pendaftaran akan dibuka paling lambat minggu kedua bulan ini," ungkap Bakharuddin.
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)