www.halloriau.com


Ekonomi
BREAKING NEWS :
Sopir Bus ALS Diburu Polisi Usai Terguling dan Tewaskan 1 Penumpang di Sumbar
 
Keutamaan dalam Berdagang, Disandingkan dengan Posisi Mulia
Kamis, 17 Mei 2018 - 09:30:02 WIB

SEBAGAI manusia, bekerja adalah kewajiban. Tanpa bekerja seseorang tentunya tak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Begitupun dengan Rasulullah SAW. Meski Beliau orang yang dekat dengan Allah SWt, bukan berarti Beliau hidup hanya berpangku tangan kepada-Nya. 

Rasulullah SAW tetap bekerja sebagai pedagang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dari sekian banyak pekerjaan untuk mencari rezeki, berdagang menjadi salah satu jenis pekerjaan yang utama dalam agama Islam. Dalam sastra melayu, pedagang sering disebut “saudagar.”

Abu Said meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah berkata, “Saudagar yang jujur dan dapat dipercaya akan dimasukkan dalam golongan para Nabi, shiddiqien, dan syuhada.”

Subhanallah, betapa Nabi begitu memuji saudagar yang jujur, sehingga beliau memasukkannya dalam golongan para Nabi. Namun menjadi pedagang memanglah tidak mudah, apalagi menjadi pedagang yang jujur. Rasulullah SAW tahu benar hal ini karena ia adalah seorang pedagang.

Abdullah bin Umar adalah pedagang yang sukses. Demikian pula dengan Abu Bakar, Umar dan Utsman yang kekayaannya diperoleh dari berdagang. Mereka menginfakkan sepertiga, separuh, bahkan seluruh harta untuk Islam.

Abdurrahman bin Auf adalah sahabat Nabi yang disebutkan satu dari sepuluh sahabat Nabi yang dijamin masuk surga. Ia seorang pedagang yang sukses, dan saat berhijrah ia meninggalkan semua harta yang telah ia usahakan sekian lama. 

Namun saat telah di Madinah, beliau kembali menjadi seorang yang kaya raya. Saat meninggal, wasiat beliau adalah agar setiap pejuang perang Badar yang masih hidup mendapat empat ratus dinar.

Golongan orang yang masuk surga tanpa hisab adalah ulama, orang kaya yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, mujahid yang mati syahid dan haji mabrur. 

Dikisahkan, seperti dikutip dari Islampos, ketika dipersilahkan masuk surga terlebih dahulu, haji mabrur menolak dengan alasan harus ulama terlebih dahulu karena ia tahu hukum-hukum haji dari gurunya yang seorang ulama. Begitu pula mujahid, ia tidak akan mengetahui keutamaan jihad kalau tidak ada ulama yang mengajarkannya. Tetapi ketika ulama dipersilahkan, ia malah mempersilahkan orang kaya terlebih dahulu. Karena ia menganggap jika karena bukan bantuannya, misalnya masjid dan madrasah yang dibiayai oleh orang kaya, si ulama tidak mungkin dapat berdakwah. Wallahualam. (*)



Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Bus ALS terguling di Sumbar dan menewaskan seorang penumpang.(foto: detik.com)Sopir Bus ALS Diburu Polisi Usai Terguling dan Tewaskan 1 Penumpang di Sumbar
PDIP Rohil mulai buka pendaftaran untuk Pilkada Rohil 2024.(foto: afrizal/halloriau.com)PDI-P Rohil Buka Penjaringan Cakada untuk Pilkada 2024
Kadisdik Pekanbaru, Abdul Jamal.(foto: int)Disdik Pekanbaru Siapkan 4 Jalur PPDB 2024/2025
  Ahmad Yuzar yang diusulkan Pj Bupati Kampar sebagai Pj Sekdakab Kampar.(foto: int)Hambali Usulkan Ahmad Yuzar Jadi Pj Sekdakab Kampar
Pengecekan terali kamar WBP di Rutan Rengat.(foto: andri/halloriau.com)Pasca Libur Idulfitri, Karutan Rengat Cek Teralis dan Dinding
DLH Rohil bersihkan sampah di Bagan Batu.(foto: afrizal/halloriau.com)DLH Rohil Bersihkan Tumpukan Sampah di Bagan Batu
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved