TELUK KUANTAN - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau mengakui kalau laju pengurangan hutan (Deforestasi) di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau termasuk sangat tinggi bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Riau.

Hal tersebut ditegaskan Direktur eksekutif Walhi Riau, Riko Kurniawan kepada halloriau.com saat mengunjungi Kuansing belum lama ini.

"Luas kawasan hutan di Kuansing masih banyak, seperti Bukit Betabuh, Rimba Baling, tapi kalau kita bicara tingkat Deforestasi atau pengurangan hutan Kuansing cukup tinggi, terutama yang melakukan alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan,"ujar Riko.

Daerah yang dulunya menjadi kawasan hutan yang dilindungi, sekarang sudah berubah menjadi kebun sawit,"ya terjadi alih fungsi kawasan hutan yang cukup besar menjadi areal perkebunan sawit,"katanya.

Sekarang kata Riko, kita memiliki program Perhutanan sosial untuk memulihkan kembali kawasan hutan yang beralih fungsi menjadi areal perkebunan. "Kalau hukum ditegakan, ada puluhan ribu kawasan hutan yang sudah beralih fungsi jadi kebun, dan sangat banyak yang terlibat didalamnya,"ujar Riko.

Makanya melalui program perhutanan sosial ini kita berusaha untuk menghutankan kembali kawasan hutan sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat. "Asal jangan ditanam sawit dikawasan hutan itu tidak boleh dan melanggar Undang-undang,"tegasnya.

Data dari Dinas perkebunan Kuansing yang saat ini sudah berganti OPD menjadi Dinas Pertanian, sesuai dengan Perda tata ruang areal yang boleh dijadikan budidaya perkebunan sesuai RTRW  di Kabupaten Kuansing itu hanya 244.600 hektar.

Namun saat ini luasnya sudah mencapai 279.169 hektar dijadikan budidaya perkebunan. Disinyalir sekitar 34.569 Ha saat ini beralih fungsi menjadi perkebunan berada dalam kawasan hutan lindung.

Data dari Dinas kehutanan Kabupaten Kuansing, dari luas 45 ribu hektar hutan lindung di Kuansing sekitar 15-20 ribu hektar sudah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan sawit. Baik Bukit Betabuh, HPT Sumpu, maupun Rimba Baling.

Penulis : Robi Susanto
Editor : Yusni Fatimah