TELUK KUANTAN - Dari awal Forum Kepala Desa di Kabupaten Kuansing, Riau ternyata sudah menolak adanya program internet desa yang dikelola PT Icon Plus anak dari Perusahaan PLN. Ini dikarenakan biaya yang dinilai pemerintahan desa terlalu mahal.
Dimana setiap tahun desa di Kuansing harus mengalokasikan sebesar Rp 36 juta untuk membayar internet desa yang disetor melalui Bank Mandiri.
"Setelah Forum menolak, ada yang datang ke kecamatan, kita tidak tahu siapa yang bermain, karena program ini disosialisasikan oleh Dinas Sosial kala itu," ujar Ketua Forum Kades Kecamatan Kuantana Mudik, Sukri kepada halloriau.com, Rabu (2/1/2018).
Dikatakan Sukri, program ini ditolak oleh Forum Desa di Kuansing karena tidak sesuai, ditambah bayaran tinggi. Sementara jaringan yang diterima tidak cocok.
"Janji katanya akan ada pelatihan, membuat website desa, dan akan memasang wifi di dua tempat di ibukota kecamatan tapi sampai kini tak terealisasi," ujar Sukri.
Jadi pertanyaannya, lanjutnya, program internet desa ini proyek siapa? Apalagi program ini sudah ada MoU selama tiga tahun dimulai sejak 2017 lalu. Memasuki tahun ketiga pada 2019, hampir semua desa di Kuansing merasa kecewa dengan program ini.
"Hampir semua desa di Kuansing kecewa dengan program ini," ujar Sukri.
"Bahkan kita pernah sampaikan keluhan kepada mereka yang melakukan pemasaran saat program ini akan diluncurkan dulu. Apa jawaban mereka, dengan gampangnya mereka menjawab mereka hanya urusan pemasaran, kalau ada keluhan kami tidak tahu," ujar Sukri menirukan.
Ini sangat kita sayangkan, orang yang melakukan pemasaran dulu ke desa-desa kini saat ada keluhan di desa, mereka tidak menggubris
"Awalnya dulu mereka ini ngaku yang paling hebat, tapi sekarang ada keluhan tak pernah ditanggapi," keluhnya.
Penulis : Robi Susanto
Editor : Fauzia
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :