Sepak Terjang Al-Baghdadi, Pemimpin ISIS yang Dijuluki 'Hantu'
Senin, 28 Oktober 2019 - 12:29:22 WIB
BAGHDAD - Abu Bakr al-Baghdadi, dipastikan tewas meledakkan diri setelah terpojok pasukan militer Amerika Serikat (AS) yang menggelar operasi di Suriah. Semasa hidup, pemimpin Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang dijuluki 'Hantu' ini memang tak banyak muncul ke publik.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (28/10/2019), Baghdadi mengawasi kejayaan dan runtuhnya ISIS dalam beberapa tahun terakhir dari lokasi rahasia, yang seringkali disebut berpindah-pindah demi menghindari pengejaran otoritas terkait.
Usai menetapkan dirinya sebagai 'Khalifah' tahun 2014 lalu, Baghdadi memimpin lebih dari 7 juta orang di berbagai wilayah strategis Suriah dan Irak. Deklarasi kekhalifahan ISIS yang disampaikannya dari Masjid Al-Nuri di Mosul, Irak saat itu diikuti oleh gelombang aksi kekerasan yang menewaskan ribuan warga sipil, mengusir jutaan orang dari tempat tinggal mereka dan menarik kekuatan-kekuatan dunia untuk terlibat dalam konflik regional.
Jarang terlihat di depan publik bahkan saat ISIS mencapai kejayaannya di Suriah dan Irak, Baghdadi yang merupakan warga asli Irak ini diyakini berusia 48 tahun. Dia dilaporkan menghilang saat wilayah kekuasaan ISIS menyusut dan aktivitas militan ISIS berubah menjadi jaringan sleeper cell (sel-sel tidur).
Baghdadi sempat beberapa kali dirumorkan terluka dan tewas sebelum Presiden AS Donald Trump mengumumkan kematiannya pada Minggu (27/10) waktu setempat. Trump menyebut bahwa Baghdadi tewas meledakkan dirinya sendiri saat terpojok oleh operasi militer AS di Suriah.
"Semalam, Amerika Serikat menegakkan keadilan pada pemimpin teroris nomor satu dunia," ucap Trump dalam pernyataannya saat bicara soal operasi militer AS yang dirancang dari Irak dan dieksekusi di Suriah.
"Dia mencapai ujung terowongan saat anjing-anjing kita mengejarnya. Dia meledakkan rompinya (peledak), menewaskan dirinya dan tiga anaknya. Jasadnya termutilasi akibat ledakan itu. Terowongan runtuh atasnya," imbuh Trump.
Dalam pernyataannya, Trump menyebut Baghadi sempat merintih dan menangis dan berteriak sepanjang jalan' saat dikejar oleh anjing-anjing militer AS. "Dia (Baghdadi) tewas seperti anjing. Dia tewas seperti seorang pengecut. Dunia sekarang menjadi tempat yang jauh lebih aman," sebut Trump seperti dilansir CNBC.
Baghdadi tewas di sebuah kota kecil di pinggiran barat laut Suriah, yang berjarak lebih dari 1.000 kilometer dari kampung halamannya di Samarra, Irak bagian barat.
Dari Militan Tak Dikenal Jadi Militan yang Diburu Internasional
Lahir dengan nama Ibrahim Awad al-Badri tahun 1971 silam, Baghdadi yang penggemar sepakbola ini tidak memiliki cukup prestasi untuk masuk sekolah hukum dan gagal masuk militer karena kesehatan matanya yang tidak maksimal. Dia kemudian pindah ke Baghdad untuk belajar Islam lebih dalam.
Setelah pasukan pimpinan AS menginvasi Irak tahun 2003, Baghdadi membentuk kelompok pemberontak sendiri tapi tidak pernah melancarkan serangan besar. Saat dia ditangkap dan ditahan di sebuah fasilitas tahanan AS di Irak pada Februari 2004, dia dikategorikan sebagai militan tingkat dua atau tiga.
Saat mendekam di Camp Bucca, fasilitas tahanan yang dikelola militer AS di Irak, Baghdadi menempa diri menjadi seorang militan. Dia bebas akhir tahun 2004 karena kurang bukti, kemudian sempat ditangkap lagi sebelum dilepaskan sebanyak dua kali karena pasukan keamanan saat itu tidak tahu siapa dia.
Tahun 2005, Baghdadi yang seorang ayah dari lima anak ini menyatakan sumpah setia pada Abu Musab al-Zarqawi, pemimpin pecahan Al-Qaeda di Irak. Zarqawi tewas dalam serangan drone AS tahun 2006, dan setelah penggantinya juga tewas, Baghdadi mengambil alih kepemimpinan tahun 2010.
Dia menghidupkan kembali Islamic State of Iraq (ISI), yang kemudian meluas ke Suriah tahun 2013 dan menyatakan pemisahan diri dari Al-Qaeda. Beberapa tahun kemudian, kelompok yang dipimpin Baghdadi menguasai sejumlah wilayah strategis di Irak dan Suriah, membentuk sistem pemerintah yang brutal dan merekrut ribuan orang untuk bergabung 'kekhalifahan' dari luar negeri.
Baghdadi kemudian menjadi target perburuan internasional dan AS menetapkan imbalan sebesar US$ 25 juta (Rp 345 miliar) untuk kepalanya.
Jarang muncul ke publik dan menghindari sorotan -- kontras dengan mendiang pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden -- membuat Baghdadi bertahan selama bertahun-tahun. Setelah menetapkan 'kekhalifahan' ISIS tahun 2014, dia hanya merilis rekaman-rekaman audio melalui sayap propaganda online ISIS.
Oleh mantan istrinya, Saja al-Dulaimi, yang kini tinggal di Lebanon, Baghdadi disebut sebagai 'pria biasa yang penyayang keluarga' dan baik dengan anak-anak. Dia dilaporkan punya total tiga istri, yakni Asma al-Kubaysi dari Irak, Isra al-Qaysi dari Suriah dan satu pasangan lainnya dari Teluk.
Baghdadi juga dituduh berulang kali memperkosa wanita yang dijadikan 'budak seks', termasuk seorang remaja Yazidi dan pekerja kemanusiaan AS Kayla Mueller yang akhirnya dibunuh. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :