www.halloriau.com


Ekonomi
BREAKING NEWS :
Pemko Pekanbaru Masih Tunggu Persetujuan Formasi PPPK 2024 dari Pusat
 
Kisah Sedih Anak Adopsi, Bau Pesing, Disiksa, hingga Dipaksa Tidur di Kontainer
Sabtu, 07 September 2019 - 10:40:50 WIB

PERTH – Seorang anak perempuan yang diadopsi oleh warga Australia Barat mengalami penyiksaan, bahkan dipaksa tidur di sebuah kontainer.

Di pengadilan, terungkap gadis yang menjadi korban masih berusia sekitar 12 tahun saat mengalami pelecehan.

Melansir ABC News, Jumat (6/9/2019) pasangan yang mengadopsi anak itu memiliki beberapa anak lain, termasuk anak perempuan adopsi lainnya, tetapi gadis itu diperlakukan sangat berbeda dengan anak-anak tersebut, termasuk dilarang menonton televisi dan mengikuti acara keluarga.

Beberapa tetangga mengaku mereka melihat kadang-kadang gadis itu duduk sendirian di semak-semak, berdiri di tengah hujan selama berjam-jam atau berlari berkeliling di padang rumput, dan dipaksa mandi di ember di luar rumah dan melakukan apa yang digambarkan sebagai pekerjaan fisik "keras", seperti mencabuti rumput.

Selama tiga bulan di musim dingin, gadis itu dipaksa tidur dan dikunci di kontainer pengiriman yang ada di properti mereka dan dia mengaku tidak diberi selimut.

Gadis itu mengaku dirinya dipukuli dengan barang-barang seperti raket tenis dan selang karet dan juga dilecehkan secara verbal.

"Aku ingin membunuhmu sekarang ... kepalamu akan hancur," makian yang pernah dikatakan wanita itu.

Pergi ke sekolah bau pesing

Pengadilan mendengar pada hari pertama gadis itu masuk sekolah, ibu angkatnya memberi tahu gurunya bahwa dia akan berbuat onar dan akan merepotkannya - komentar yang dia ulangi kepada kepala sekolah.

Tetapi dalam kesaksian mereka di persidangan, guru dan kepala sekolah menggambarkan anak itu sebagai anak yang "bahagia, ceria, cerdas dan ingin berprestasi", dan mengatakan pada akhir sekolah setiap hari dia akan menjadi cemas.

Gadis itu dilaporkan juga berulang kali datang ke sekolah bau pesing dan kadang-kadang kepala sekolah harus mengganti pakaiannya.

Sang ibu mengklaim bahwa anak perempuan itu sengaja buang air kecil di celananya sendiri dan dengan sengaja dan mengatakan dirinya dipaksa mengenakan pakaian dalam yang basah sebagai hukuman.

Kasus pelecehan itu terungkap ketika gadis itu pergi ke rumah salah satu teman sekolahnya, dan ayah mereka memperhatikan bau pesing yang datang darinya dan menghubungi pihak berwenang.

Tinggal di kontainer 'tidak layak' untuk manusia


Di persidangan terungkap gadis itu memiliki latar belakang kemiskinan, dan telah dibiarkan trauma oleh orang tua kandungnya dan ia menghabiskan waktu di panti asuhan.

Hakim Alan Troy menerima keterangan anak perempuan itu sering menyulitkan pasangan itu, tetapi mengatakan alih-alih meminta bantuan dari otoritas perlindungan anak, mereka melakukan pelanggaran yang dia sebut sebagai pelanggaran kepercayaan.

"Kamu dipercaya untuk merawatnya ... kamu pasti tahu dia menderita pelecehan dan pengabaian emosional," katanya.

Hakim Troy mengatakan kontainer pengiriman yang digunakan untuk mengurungnya "tidak layak untuk tempat tinggal manusia" dan dia ditempatkan di kontainer itu "pada bulan-bulan terdingin tahun ini".

Hakim juga mengakui keduanya adalah pasangan yang memiliki karakter baik sebelumnya dan banyak memberikan kontribusi "terpuji" kepada masyarakat, termasuk mengadopsi anak dari luar negeri.

Namun dia mengatakan pelanggaran yang dilakukannya serius dan korbannya sangat muda dan rentan.

Pria dan wanita itu sama-sama dijatuhi hukuman penjara empat tahun, dan mereka harus menjalani setidaknya setengah dari masa hukuman sebelum mereka bisa dibebaskan. (*)




Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Ilustrasi Pemko Pekanbaru menunggu persetujuan formasi PPPK 2024 (foto/int)Pemko Pekanbaru Masih Tunggu Persetujuan Formasi PPPK 2024 dari Pusat
Kapolda Riau, Irjen Iqbal kerahkan ribuan personel gabungan selama Ops KLK (foto/int)3.508 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Ops Ketupat Lancang Kuning 2024
Telkomsel bersiap antisipasi lonjakan trafik selama RAFI 2024 (foto/ist)Antisipasi Lonjakan Trafik di RAFI 2024, Telkomsel Perkuat Kesiapan Infrastruktur Konektivitas
  Pj Gubri, SF Hariyanto minta tidak ada lagi jalanan berlubang saat puncak mudik (foto/int)Pj Gubri Intruksikan Tambal Semua Lubang Jalan Sebelum Puncak Arus Mudik Lebaran
Pemprov Riau sudah siapkan dana untuk pencairan THR PNS dan PPPK (foto/ilustrasi)Pemprov Riau Siapkan Rp170 M untuk Bayar THR PNS dan PPPK
Wakil Ketua DPRD Pekanbaru, Nofrizal (foto:ist)Tak Perlu Rapat Fraksi, Pimpinan DPRD Pekanbaru Segera Usulkan Nama Calon Pj Walikota
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved