www.halloriau.com


Ekonomi
BREAKING NEWS :
Kapolres Rohil Cek Pos Pengamanan Lebaran di Perbatasan Riau-Sumut
 
Pangeran Serukan Kudeta, Sebut Raja Salman Kacaukan Kerajaan dan Saudi Seperti Gunung Siap Meletus
Sabtu, 26 Mei 2018 - 11:04:41 WIB

PEKANBARU - Salah satu Pangeran Arab Saudi yang dalam pengasingan, Khaled bin Farhan Al Saud, menyerukan kudeta untuk melengserkan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud.

Dalam wawancara eksklusif dengan situs The Middle East Eye, Khaled mengatakan telah meminta keluarga kerajaan lain seperti Pangeran Ahmed bin Abdulaziz dan Pangeran Muqrin bin Abdulaziz menggantikan Raja Salman yang dianggapnya telah mengacaukan monarki dengan kepemimpinannya yang "irasional, aneh, dan bodoh".

Pria yang sudah tinggal di Jerman sejak 2013 lalu itu menganggap situasi dalam negeri kini menyerupai gunung merapi yang bisa meletus kapan saja. Dia juga memperingatkan bahwa kekacauan di Saudi bisa mempengaruhi situasi global terutama Eropa dan Amerika Serikat.
 
"Dan jika gunung berapi ini meletus, pengaruhnya tidak hanya akan berdampak pada negara atau kawasan Arab, tapi juga sampai ke Eropa," ucap Khaled seperti dikutip Sputnik, Kamis (24/5/2018).

"Jadi jika Saudi mengalami kekacauan, kekacauan itu juga akan berdampak pada situasi global, dan Saudi akan menjadi lahan subur bagi terorisme sehingga bisa memperkuat eksistensi terorisme internasional," lanjut pria yang mengaku oposisi kerajaan tersebut.

Reformasi Tipuan
Dalam kesempatan itu, Khaled yang sudah tak pernah pulang ke Saudi sejak lima tahun terakhir, menganggap gebrakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang sempat menangkap 11 pangeran terkait korupsi dilakukan hanya untuk merendahkan keluarga kerajaan lainnya.

Khaled menilai penangkapan itu dilakukan Mohammed untuk mengamankan kekuasaan keluarganya yang merasa terancam. Padahal, langkah Mohammed itu mendapat pujian tak hanya dari dalam negeri, tapi juga luar negeri karena dianggap titik awal reformasi politik Saudi dimulai.

"Pemenjaraan para pangeran beberapa bulan lalu tentu saja menimbulkan trauma dalam keluarga kerajaan. Para pangeran dan keluarganya merasa takut akan masa depan mereka sendiri sebagai keluarga kerajaan berkuasa Saudi. Kedua, mereka tidak senang dengan kebijakan yang ada saat ini yang irasional, tidak menentu, dan bodoh," kata Khaled.

Khaled menganggap penangkapan belasan pangeran itu hanya akal-akalan saja. Para pangeran dan beberapa pengusaha lainya, kata dia, dibujuk pergi ke suatu hotel dengan dalih bertemu raja, namun ternyata ditangkap.

Dia juga mengatakan aparat keamanan merekam seluruh percakapan telepon para pangeran itu. "Jadi mereka berada di bawah pemantauan pribadi yang kejam terhadap privasi mereka di dalam Saudi. Mereka juga tidak diizinkan untuk pergi," ujar Khaled.

Meski begitu, dia memuji gebrakan lain yang dilakukan Mohammed di Saudi seperti meningkatkan pemberdayaan hak dasar perempuan mulai dari mengizinkan menyetir hingga lebih dilibatkan dalam pemerintahan.

Khaled juga mendukung langkah Mohammed membatasi kewenangan otoritas keagamaan Saudi.

Namun, dia menganggap semua itu dilakukan Mohammed hanya untuk melejitkan popularitasnya di mata negara Barat, dan bukan untuk benar-benar menerapkan reformasi di negara Timur Tengah itu.

"Pertama, mengizinkan perempuan menyetir mobil. Ini bukan bentuk kedermawanan, itu adalah memang hak dasar wanita mengemudi," ujar Khaled.

"Kedua, membatasi pengaruh otoritas keagamaan Saudi. Otoritas keagamaan ini merupakan organisasi pemerintah. Lembaga ini juga harus mendukung langkah pemerintah bahkan jika langkah tersebut melanggar hukum Islam-jika kita berbicara syariat Islam," lanjutnya, dikutip tribun.

Khaled menetap di Jerman setelah mendapat suaka politik dari negara Eropa Barat itu. Sejak terasing dari kampung halamannya, Khaled kerap melakukan wawancara dengan berbagai media, menceritakan kehidupan dalam keluarga kerajaan.

Cekcok keluarga Khaled dengan keluarga kerajaan lainnya berawal saat ayahnya dipenjara sekitar 1980 karena mendorong pemerintahan Saudi menjadi monarki konstitusional.

Ayah Khaled dikenal berasal dari keturunan klan yang tidak memiliki akses langsung terhadap kekuasaan. Keluarga Khaled juga telah lama tinggal di beberapa negara Arab lainnya. Saat ini hanya adik perempuan Khaled yang dikabarkan masih tinggal di Saudi. (*)




Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Kapolres Rohil, AKBP Andrian cek Pos Pengamanan Lebaran di Bagan Batu (foto/Afrizal)Kapolres Rohil Cek Pos Pengamanan Lebaran di Perbatasan Riau-Sumut
Kedua anggota polisi selamat setelah jatuh dari patroli udara di Kuansing (foto/ist)Kondisi Terkini Polisi Jatuh Saat Patroli di Kuansing: Kapolsek Kuantan Mudik Operasi di Kaki
Bupati Pelalawan, Zukri pimpin apel perdana seluruh ASN usai libur Lebaran 1445 H (foto/Andy)Apel Perdana Usai Libur Lebaran, Bupati Zukri Minta ASN Saling Memaafkan
  Pj Gubernur Riau SF Hariyanto didampingi Pj Sekdaprov Riau Indra (foto/Yuni)Pj Gubri Minta Kepala OPD Kejar Ketertinggalan Kerja Selama Cuti Idulfitri
Harga emas Antam di Pekanbaru masih tinggi (foto/int)Usai Libur Lebaran, Harga Emas 1 Gram di Pekanbaru Tembus Rp1.321.000
PT SIS resmikan kampanye Suzuki Product Quality Update untuk produk Jimny 3-door (foto/ist)Jaga Kepuasan Pelanggan, Suzuki Resmikan Produk Quality Update untuk Jimny 3-Door
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved