PEKANBARU - Meriam milik Kerajaan Sahilan Darussalam di Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (9/5/2018) siang meledak dan menewaskan seorang warga dan 4 orang mengalami luka-luka berat. Insiden ini mengharuskan para korban dilarikan ke Rumah Sakit Syafira Pekanbaru.
Meriam berbahan logam, yang disebut-sebut dengan nama Lelo ini hancur saat dinyalakan menyambut Yang Dipertuan Agung Muhammad Nizar, raja di kerajaan tersebut yang diangkat pada tahun lalu.
Adapun meriam ini dibunyikan untuk merayakan setahun pengangkatan sang raja. Perayaan adat dilakukan dengan berbagai acara termasuk menghidupkan Lelo yang ada di kerajaan.
Kabid Humas Polda Riau, AKBP Sunarto, menginformasikan, bahwa satu warga meninggal akibat terkena serpihan meriam.
"Korban ini bernama Ikram. Dia merupakan warga yang menghidupkan meriam ini untuk menyambut raja," ujar Sunarto.
Sementara empat warga yang menderita luka-luka bernama Sumanto Rebo (58), Rapika Alni (16), Sarimah (51) dan Aisyah (12). Warga yang terluka ini dibawa ke Rumah Sakit Syafira untuk mendapatkan perawatan medis.
"Korban yang mengalami luka-luka berat telah dibawa ke Rumah Sakit Syafira," sebut Sunarto.
Tempat terpisah Camat Gunung Sahilan, Dedi Herman, yang ditemui halloriau.com, sore di RS Syafira, menyebut kejadian ini siang.
"Lelo ini disebutnya sengaja dihidupkan minimal sekali setahun untuk menyambut kedatangan Raja Sahilan Darussalam. Cuma satu kali ledakan," ungkap Dedi di Syafira.
Ia menjelaskan, acara adat ini dilaksanakan tahunan sebagai peringatan setahun diangkatnya raja. Korban yang meninggal bernama Ikram karena mengalami luka parah. Tangan kanannya nyaris putus karena dihantam serpihan meriam yang hancur.
Sementara, korban Rapika Alni, Dedi menyebut mengalami luka parah di bagian perut dan dadanya. Serpihan meriam menembus perut dan bagian dadanya sehingga perlu dirawat intensif.
"Kalau korban Rebo kena bagian kakinya, terluka parah. Kalau untuk Sarimah kena bagian jari manis kanannya, luka ringan," ucap Dedi.
Dedi menjelaskan, meriam ini belum diketahui berapa usianya dan bekas peninggalan kerajaan. Dan sebelumnya juga pernah dibunyikan dalam perayaan lebaran kedua perayaan adat kerajaan.
"Meriam ini dihidupkan memakai mesiu kemudian dipantik memakai api. Hanya saja meriam ini hancur akibat ledakan," pungkas Dedi.
Saat ini kasus insiden ledakan meriam Lelo milik kerajaan masih dilakukan penyelidikan oleh pihak yang berwajib.
Penulis: Helmi
Editor: Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :