www.halloriau.com


BREAKING NEWS :
Tim SAR Temukan 9 Korban Selamat Kapal Berlian 1 di Perairan Meranti
Otonomi
Pekanbaru | Dumai | Inhu | Kuansing | Inhil | Kampar | Pelalawan | Rohul | Bengkalis | Siak | Rohil | Meranti
 


10 Pahlawan Revolusi G-30-S PKI, Ada yang Wafat Usia Muda
Sabtu, 30 September 2023 - 06:49:39 WIB

JAKARTA - Ada sebanyak 10 pahlawan revolusi yang bisa dikenang, karena jasanya saat momen Gerakan 30 September (G-30-S) Partai Komunis Indonesia (PKI).

G-30-S PKI atau kejadian 30 September 1965 merupakan momen pemberontakan dan pembunuhan terhadap Pahlawan Indonesia.

Semua pahlawan revolusi itu ada yang tertembak mati di rumah mereka dan ada yang dibawa ke markas di kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur.

Lalu ada korban yang dimasukkan ke dalam sumur tua yang saat ini dikenal dengan nama lubang buaya.

Mereka yang wafat kebanyakan menyandang pangkat atau gelar di usia muda. Paling tua berumur 45 tahun dan paling muda berusia 26 tahun.

Jadi, siapa saja 10 pahlawan revolusi yang wafat saat momen G-30-S PKI? Berikut daftarnya.

1. Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani

Ahmad Yani meninggal pada usia 43 tahun ketika peristiwa G-30-S PKI berlangsung.

Dilansir dari laman Kemendikbud, Ahmad Yani adalah seorang petinggi TNI AD di masa Orde Lama. Dia lahir di Jenar, Purworejo pada 19 Juni 1922.

Ketika muda, Ahmad Yani mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.

Setelah itu, karier Ahmad Yani berkutat di militer. Dia turut ikut dalam pemberantasan PKI Madiun 1948, Agresi Militer Belanda II, dan penumpasan DI/TII di Jawa Tengah.

Pada tahun 1958, dia diangkat sebagai Komandan Komando Operasi 17 Agustus di Padang Sumatera Barat untuk menumpas pemberontakan PRRI.

Ahmad Yani diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tahun 1962.

2. Letjen (Anumerta) Suprapto

Suprapto berusia 45 tahun ketika peristiwa G-30-S PKI. Dia lahir di Purwokerto pada 20 Juni 1920, dan sempat mengikuti pendidikan di Akademi Militer Kerajaan Bandung dan harus terhenti karena pendaratan Jepang di Indonesia.

Pada awal kemerdekaan Indonesia, dia ikut merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap.

Kemudian, Suprapto memasuki Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Purwokerto dan ikut dalam pertempuran di Ambarawa sebagai ajudan Panglima Besar Sudirman.

Kariernya terus melejit di militer. Namun ketika PKI mengajukan pembentukan angkatan perang kelima, Suprapto menolaknya.

Dia pun menjadi korban pemberontakan G-30-S PKI bersama para petinggi TNI AD lainnya.

3. Letjen (Anumerta) S. Parman

Salah satu tokoh militer penting ini meninggal di usia 47 tahun dalam peristiwa G-30-S PKI. S. Parman dilahirkan di Wonosobo, Jawa Tengah, pada 4 Agustus 1918.

Pendidikannya lebih berkutat di bidang intelijen. Dia pernah dikirim ke Jepang untuk memperdalam ilmu intelijen pada Kenpei Kasya Butai.

Pengalamannya di bidang intelijen sangat berguna bagi TNI kala itu.

Dia mengetahui rencana-rencana PKI yang ingin membentuk angkatan kelima.

4. Letjen (Anumerta) M.T. Haryono

Mas Tirtodarmo Haryono atau M. T. Haryono meninggal pada usia 41 tahun. Dia lahir pada 20 Januari 1924 di Surabaya, Jawa Timur.

Sebelum terjun ke dunia militer, M. T. Haryono pernah mengikuti Ika Dai Gaku (sekolah kedokteran) di Jakarta pada masa pendudukan Jepang.

M. T. Haryono juga sempat menjabat sebagai Sekretaris Delegasi Militer Indonesia.

Dia kemudian menjadi Atase Militer RI untuk Negeri Belanda (1950) dan sebagai Direktur Intendans dan Deputy Ill Menteri/Panglima Angkatan Darat (1964).

5. Mayjen (Anumerta) D. I. Panjaitan

Donald Ignatius Panjaitan atau D. I. Panjaitan meninggal saat umur 40 tahun. Dia lahir pada 9 Juni 1925 di Balige, Tapanuli.

Pada masa pendudukan Jepang, dia memasuki pendidikan militer Gyugun. Kemudian, dia ditempatkan di Pekanbaru, Riau sampai saat proklamasi kemerdekaan.

Setelah Indonesia merdeka, D. I. Panjaitan ikut membentuk TKR. Dia pun memiliki karier yang cemerlang di bidang militer.

Menjelang akhir hayatnya, dia diangkat sebagai Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat dan mendapat tugas belajar ke Amerika Serikat.

6. Mayjen (Anumerta) Sutoyo

Sutoyo Siswomiharjo lahir pada 28 Agustus 1922 di Kebumen, Jawa Tengah. Saat meninggal, dia berusia 43 tahun.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan ia memasuki TKR bagian Kepolisian, akhirnya menjadi anggota Korps Polisi Militer.

Dia diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto dan kemudian menjadi Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo.

Kariernya terus melesat. Tahun 1961, dia diserahi tugas sebagai Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat.

Akan tetapi, Sutoyo yang menentang pembentukan angkatan kelima harus ikut gugur dalam peristiwa G-30-S PKI.

7. Brigjen (Anumerta) Katamso

Katamso dilahirkan pada 5 Februari 1923 di Sragen, Jawa Tengah. Dia meninggal di usia 42 tahun.

Pada masa pendudukan Jepang, dia mengikuti pendidikan militer pada PETA di Bogor. Kemudian diangkat menjadi Shodanco Peta di Solo.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan, dia masuk TKR yang kemudian menjadi TNI.

Dia terus berkiprah bersama militer Indonesia. Tahun 1958, Katamso dikirim ke Sumatera Barat untuk menumpas pemberontakan PRRl sebagai Komandan Batalion A Komando Operasi 17 Agustus.

Setelah itu menjadi Kepala Staf Resimen Team Pertempuran (RIP) II Diponegoro di Bukittinggi.

8. Kapten (Anumerta) Pierre Tendean

Piere Tendean adalah yang termuda. Dia lahir pada 21 Februari 1939 di Jakarta dan meninggal pada usia 26 tahun.

Pada April 1965, perwira muda ini diangkat sebagai ajudan Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Nasution.

Ketika bertugas, Pierre Tendean tertangkap oleh kelompok G-30-S PKI.

Dia pun mengaku sebagai A. H. Nasution. Sehingga Jenderal Nasution berhasil melarikan diri.

Namun, dirinya harus mengorbankan nyawa untuk melindungi Jenderal Nasution.

9. A.I.P. II (Anumerta) K. S. Tubun

Karel Satsuit Tubun dilahirkan di Tual, Maluku Tenggara pada 14 Oktober 1928. Dia tewas pada usia 37 tahun.

Ketika meletus pemberontakan G-30-S PKI, dia termasuk salah seorang korban keganasan pemberontakan tersebut.

K. S. Tubun waktu itu sedang bertugas sebagai pengawal di kediaman Dr. Y. Leimena yang berdampingan dengan rumah Jenderal A. H. Nasution. K. S. Tubun melawan dan terjadi pergulatan dan akhirnya ditembak hingga gugur.

10. Kolonel (Anumerta) Sugiyono

Sugiyono lahir pada 12 Agustus 1926 di Desa Gendaran, daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Dia meninggal pada usia 38 tahun.

Pada masa pendudukan Jepang Sugiyono mendapat pendidikan militer pada Pembela Tanah Air (PETA). Kemudian, dia diangkat menjadi Budanco di Wonosari.

Pada tanggal 1 Oktober 1965 Sugiyono yang baru saja kembali dari Pekalongan ditangkap di Markas Korem 072 yang telah dikuasai gerombolan PKI.

Sugiyono dibunuh di Kentungan, sebelah Utara Yogyakarta dan jenazahnya ditemukan pada 22 Oktober 1965. Lalu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.

Demikian profil dan usia para Pahlawan Revolusi yang gugur di peristiwa G-30-S PKI. Gugurnya Pahlawan Indonesia ini memperingati G-30-S PKI maupun peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober, seperti yang dilansir dari kompas. (*)

   


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Para korban kecelakaan Kapal Berlian 1 di Pulau Rangsang Meranti yang berhasil selamat.(foto: mcr)Tim SAR Temukan 9 Korban Selamat Kapal Berlian 1 di Perairan Meranti
Thomas Cup 2024.(foto: detik.com)Indonesia Bertemu China di Final Thomas Cup 2024
Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto hadiri Halalbihalal IKA Smansa Pekanbaru.(foto: mcr)Hadiri Halalbihalal IKA Smansa Pekanbaru, Pj Gubri: Momentum Mempererat Silaturahmi Alumni
Gubuk pengungsi Rohingya padati belakang Komplek Purna MTQ Pekanbaru (foto/tribunpku)Pengungsi Rohingya Tinggal di Gubuk Terpal, Pemko Pekanbaru Tutup Mata?
Ester Nurumi bawa Indonesia melangkah ke Semifinal Uber Cup 2024 (foto/pbsi)Hapus Rekor Buruk 14 Tahun, Indonesia ke Semifinal Uber Cup 2024
  Jukir Liar peras pengunjung Gernas BBI-BBWI Riau dan Lancang Kuning Carnival.(foto: dini/halloriau.com)Gebyar BBI-BBWI Ladang Pungli Jukir Liar, Pengunjung Diperas Rp10 ribu Sekali Parkir
Kick off destinasi wisata halal di Pulau Cinta Kampar.(foto: mcr)Pulau Cinta Jadi Fokus Kick Off Program Sertifikasi Halal 3.000 Desa Wisata di Riau
Zulkardi berhasil mendapatkan suara terbanyak di Pileg 2024 (foto/Yuni)Raih Suara Terbanyak, Zulkardi Raih Penghargaan PDI-Perjuangan Riau
Balon bupati, Ade Agus mengembalikan formulir pendaftaran ke Ketua DPD PKS Inhu, M Syafaat (foto/ist)Ade Agus Kembalikan Formulir Balon Bupati ke PKS Inhu
Warung remang-remang di KM 2 masih beroperasi sampai larut malam (foto/Andi)Warung Remang-Remang KM 2 di Jalan Koridor Kembali Beroperasi, Warga Ancam Tutup Paksa
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Kajati Riau Ditabalkan Gelar Adat di Balai Adat LAMR
 
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved