www.halloriau.com


Ekonomi
BREAKING NEWS :
PUPR Riau Mulai Perbaiki Tugu Zapin Pekanbaru
 
Secercah Optimisme di Masa Depan Eksplorasi Migas Indonesia
Jumat, 31 Mei 2019 - 15:40:18 WIB

JAKARTA - Dihadapkan pada peluang dan tantangan bagi Indonesia di dalam mengembalikan kejayaan sektor hulu minyak dan gas bumi, pemerintah memiliki banyak pekerjaan rumah. 

Salah satunya adalah mengembalikan minat dan kegairahan investor migas global untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi di Tanah Air. Pemerintah optimistis akan hal tersebut, lantaran sudah ada komitmen beberapa kontraktor untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

Ditemui di Jakarta, Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA), Tumbur Parlindungan, (26/05) mengakui bahwa cadangan migas nasional terbukti masih relatif besar di kawasan Asia Tenggara, bahkan di Asia. 

“Hanya saja, perlu ada tambahan cadangan migas yang diwujudkan dengan eksplorasi. Sayangnya dalam 15 tahun terakhir aktivitas eksplorasi cukup minim terjadi di Indonesia. Padahal, negara lain yang cadangan migasnya di bawah Indonesia banyak berbenah untuk menghadirkan investasi hulu migas,” ungkap Tumbur. 

Hal ini patut menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan, mengingat porsi Minyak dan Gas Bumi dalam kebutuhan energi nasional masih tertinggi bila dibandingkan dengan batubara, ataupun energi baru terbarukan. Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), target bauran energi fosil pada 2025 mencapai 47%, sementara pada 2050 sebesar 43,5%.

Berdasarkan RUEN, diproyeksi produksi minyak bumi nasional sebesar 567.000 barrel oil per day (BOPD) pada 2025, sementara pada 2050 sebesar 698.000 BOPD. Sementara itu, untuk kebutuhan kilang minyak mentah nasional pada 2025 mencapai 2,19 juta BOPD dan meningkat menjadi 4,61 juta BOPD pada 2050. 

Dengan asumsi produksi minyak nasional diserap 100% untuk kebutuhan domestik, maka impor minyak mentah nasional pada 2025 berkisar 1,67 juta BOPD dan 3,92 juta BOPD pada 2050.

Bicara kondisi terkini terutama terkait cadangan migas, terjadi peningkatan cadangan di gas bumi, sementara penurunan di minyak. Berdasarkan data SKK Migas, tahun lalu cadangan minyak sebesar 226,62 Million Stock Tank Barrels (MMSTB), atau menyusut sebesar 334,05 MMSTB dibandingkan tahun 2017. Sementara untuk gas bumi, cadangannya sebesar 3.387,81 Billion Standard Cubic Feet (BSCF) pada 2018 atau meroket dari cadangan tahun sebelumnya sebesar 578,47 BSCF. 

Melihat kondisi tersebut, menghadirkan proyek setara Lapangan Banyu Urip atau temuan migas di Blok Sakakemang, Sumatera Selatan, menjadi harapan baru lagi semua pihak. Februari lalu, Repsol mengumumkan cadangan terbukti gas bumi mencapai sekitar 2 triliun kaki kubik (TCF) di Blok Sakakemang.   

“Langkah yang ditempuh negara lain di antaranya memperbaiki rezim fiskalnya. Sehingga, investor punya banyak opsi untuk berinvestasi. Kalau Indonesia dianggap kurang menarik dan sementara negara lain lebih menarik, tentu mereka masuk ke sana,” ucap Tumbur.

Ke depannya, Indonesia diharapkan terus meningkatkan kualitas investasi hulu migas agar lebih banyak investor global yang datang ke tanah air untuk mengeksplorasi ataupun mengembangkan blok migas nasional. Apalagi berbekal pengalaman, bahwa kita pernah mampu menarik investor global, yakni era proyek LNG Bontang, Blok Rokan dan Blok Mahakam. 

Kendati, investor memahami tingginya risiko bisnis di hulu migas, mereka tetap mencari tempat investasi yang memberikan potensi reward lebih besar daripada risiko bisnisnya. Inilah tantangan pemerintah meyakinkan investor migas global untuk datang menanamkan modalnya.  

“Mungkin risikonya sama, tapi bagaimana kalau potensi keuntungan keekonomian di sana lebih bagus? Contoh lain agar investor tertarik datang adalah dimulainya proyek-proyek besar yang sedang didiskusikan, seperti Indonesia Deepwater Development (IDD) dan Proyek LNG Abadi. Dengan begitu, investor yakin untuk melakukan eksplorasi ataupun pengembangan,” tambah Tumbur Parlindungan. 

Dia optimistis, masa depan industri hulu migas nasional akan cerah dengan dukungan segala pihak. Upaya memangkas kebijakan yang tidak pro-bisnis hingga melakukan promosi temuan-temuan di area migas nasional dapat menjadi jalan untuk investor masuk. 

“Saya kira tidak hanya di ASEAN, di tingkat Asia pun kita masih dipandang penting untuk sektor migas. Tinggal sekarang bagaimana mengundang pemain besar datang,” ujarnya. (rilis)


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Tugu Zapin Pekanbaru.(foto: sri/halloriau.com)PUPR Riau Mulai Perbaiki Tugu Zapin Pekanbaru
Kepala Disnakertrans Riau, Boby Rachmat saat ekspose aduan terkait THR (foto/Rivo)Disnakertrans Riau Resmi Tutup Posko Pengaduan THR 2024
Sekretaris DPD Golkar Riau, Indra Gunawan Eet (foto:ist) DPD Golkar Riau Pastikan Syamsuar Maju Pilgubri
  Mantan Bupati Inhil, Indra Mukhlis Adnan meninggal dunia (foto/int)Kabar Duka, Mantan Bupati Inhil Dua Periode Indra Muchlis Meninggal Dunia
Ilustrasi hotspot di Pulau Sumatera (foto/int)Termasuk Riau, BMKG Catat Ini Jumlah Hotspot di Sumatera
Koramil 09/LGM menggelar makan siang gratis di Ponpes Bahrul Hidayah (foto/Andy)Pasca Lebaran, Koramil 09/LGM Gelar Makan Siang Gratis di Ponpes Bahrul Hidayah
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved