Sumber PAD Jangan Try and Error, Dewan Minta Kaji Ulang Swastanisasi Parkir
Senin, 16 Juli 2018 - 12:51:15 WIB
PEKANBARU - Kalangan lagislatif di DPRD Kota Pekanbaru mengkritisi soal wacana Pemko Pekanbaru menyerahkan pengelolaan restribusi parkir tepi jalan umum ke pihak swasta tahun 2019 mendatang.
Menurut Ketua Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru Roni Amriel, pengelolaan retribusi parkir selama ini menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka jika dikelola oleh swasta perlu dikaji secara komprehensif, baik dari aspek peningkatan pendapatan, ataupun dampak dari swastanisasi parkir ini.
"Parkir ini sumber PAD Pemko. Jadi, jangan dijadikan untuk try and error. Karena dampaknya sangat fatal, jika Pemko melakukan try and error, tanpa kajian matang, maka dampaknya berpengaruh terhadap asumsi pendapatan dan belanja Pemko melalui PAD," ungkap Roni.
Ditambah lagi permasalahan di lapangan, tidak sesederhana yang dibayangkan dalam swastanisasi parkir. Sebagai contoh, untuk SDM parkir, harus konek dengan masyarakat tempatan. Sehingga tidak menimbulkan gesekan kepentingan, yang selama ini parkir kebanyakan dikelola oleh pemuda tempatan, yang sebenarnya idealnya harus demikian.
"Tujuannya semata-mata, supaya tidak menimbulkan permasalahan, terutama mengenai kesempatan lapangan kerja.Ini juga harus masuk dalam kajian Pemko, sehingga nantinya tidak asal-asalan," sarannya.
Namun Ketua Harian DPD Partai Golkar Pekanbaru ini, lebih spesifik meminta Pemko, untuk meneliti dan menginvestigasi, bahwa ada bukti swastanisasi parkir lebih menguntungkan, dari pada dikelola sendiri oleh Dishub.
Dengan kondisi sekarang, karena sektor retribusi parkir menjadi salah satu andalan PAD, harusnya Pemko wajib mengevaluasi dulu secara menyeluruh, tentang kondisi parkir yang ada sekarang. Harus dijelaskan secara ril, di mana kelebihan dan kelemahannya. Sehingga output untuk manajemen pengelolaan parkir ke depannya lebih tepat.
"Sehingga formulasi yang direncanakan lebih terukur dan tepat. Apalagi jumlah titik parkir di kota ini mencapai ribuan, namun yang masuk ke kas PAD setiap tahunnya, hanya di angka kurang dari Rp 10 miliar. Kondisi ini kan ironis sekali," paparnya.
Penulis : Mimi Purwanti
Editor : Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :