Jadi Langganan Banjir
Komisi C DPRD Kuansing Tinjau Kondisi Pemukiman Masyarakat di Singingi
Selasa, 19 September 2017 - 11:53:42 WIB
TELUK KUANTAN - Komisi C DPRD Kuansing meninjau kondisi Sungai Lembu di dua desa di Kecamatan Singingi yakni Desa Logas dan Desa Logas Hilir pada Senin (18/9/2017).
Dua desa ini selalu menjadi langganan banjir apabila musim hujan tiba karena Daerah Aliran Sungai (DAS) sangat dekat dengan pemukiman masyarakat dan salah satu sekolah.
Ketua Komisi C DPRD Kuansing, Andi Cahyadi mengatakan, masyarakat berharap supaya dianggarkan pada APBD 2018, terutama untuk pembangunan turap.
"Masyarakat sangat berharap ada upaya dari pemerintah dan menganggarkan pada APBD 2018," ujar politisi Partai Golkar ini.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kuansing melalui Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA), Febri yang ikut turun bersama Komisi C DPRD Kuansing mengatakan, memang daerah Sungai Lembu ini apabila musim hujan selalu meluap dan terjadi abrasi.
"Tidak hanya SD yang ada di Desa Logas, tapi juga pemukiman masyarakat dan jembatan yang ada di Desa Logas Hilir terancam abrasi," katanya.
Salah satu penyebab sungai ini terjadi abrasi, karena adanya aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) didaerah tersebut.
"Ada empat titik yang kita tinjau bersama Komisi C DPRD Kuansing, tiga titik berada di Logas dan satu titik berada di Desa Logas Hilir," katanya.
Dikatakan, pemerintah akan terus berupaya agar daerah ini tidak lagi terendam maupun abrasi,"tergantung mana yang akan diprioritaskan dulu," ujarnya.
Apakah itu pengamanan sungai akan kita prioritaskan, atau jembatan, dan pemukiman masyarakat termasuk SD yang ada didaerah tersebut.
"Kalau untuk pemukiman itu kita bisa bangun tanggul pengaman banjir, kalau jembatan tentu kita bangun turap pengaman tebing menggunakan tiang pancang, dimana kedalaman tiang ini bisa sampai 10 meter," katanya.
Kalau untuk SD katanya, itu bisa kita bangun krib pengarah arus sungai, termasuk juga daerah pemukiman di daerah Logas Hilir. "Untuk pembangunan krib ini dana yang dibutuhkan itu menghabiskan Rp1 miliar karena tidak kurang dari Rp200 juta satu titik, minimal didaerah tersebut harus dibuat lima titik," katanya.
Kemudian disampaikan Febri, untuk pembangunan tanggul pengaman banjir itu diperkirakan menghabiskan anggaran Rp3,7 miliar dan satu meternya itu Rp25 juta. Untuk pembangunan turap pada jembatan diperkirakan akan menghabiskan anggaran Rp1 miliar.
"Kalau masalah sungai ini memang tidak cukup-cukup anggarannya, makanya kita himbau DAS ini jangan dirusak," katanya.
Menurutnya, yang paling layak itu diamankan sekarang jembatan yang ada didaerah tersebut. "Kita juga heran kenapa bisa dibangun SD di dataran rendah dekat dengan sungai, makanya rawan akan banjir," katanya.
Menurut Febri, kondisinya sungai sekarang memang banyak yang kritis, jadi perlu pengkajian lebih dalam, apa penyebab terjadinya kerusakan dibagian hulu sungai.
"Salah satunya kesmen area dari karet menjadi kebun sawit, maka terjadi kerusakan pada sungai, karena tidak ada lagi yang menahan," katanya.
Penulis: Robi Susanto
Editor: Budy Satria
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :