Dewan Kecam Chevron PHK 7.500 Karyawan
Selasa, 22 Maret 2016 - 19:05:38 WIB
BENGKALIS - Anggota DPRD Daerah Pemilihan Mandau dan Pinggir Bengkalis mengecam perusahaan multinasional PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Kecamatan Mandau dan Pinggir, terkait Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 7.500 karyawannya.
"Kita mendapat informasi kalau perusahaan Chevron melakukan PHK massal terhadap tenaga kerja lokal. Jumlahnya mencapai 7.500 karyawan, mulai dari pekerja project, security provider dan karyawan office, di mana PHK dilakukan secara bertahap. Kita menduga ini adalah konspirasi perusahaan untuk menghabisi tenaga kerja (naker) lokal," ungkap anggota DPRD Bengkalis dapil
Mandau, Abi Bahrum di Bengkalis, Selasa (22/3/2016).
Informasi yang diperoleh, terang Abi Bahrum, sebanyak 5.000 orang pekerja project di PT Chevron sudah dilakukan PHK beberapa waktu lalu. Kemudian, untuk karyawan yang bakal di-PHK berjumlah 1.500 orang serta 1.000 orang dari security project. PHK untuk karyawan dan security project rencananya akan dilakukan mulai April tahun ini secara bertahap.
"Kebijakan yang diambil manajemen Chevron sangat tidak populer. Karena alasan PHK adalah anjloknya harga minyak mentah serta turunnya produksi, dan ini kita nilai bukan alasan sebenarnya PHK tersebut. Karena rencana Chevron melakukan PHK sudah tercium sejak tiga tahun lalu, di mana hampir semua naker yang diPHK adalah naker lokal," katanya.
Kepentingan Lokal
Hal senada dikatakan anggota DPRD Bengkalis dapil Pinggir, Pipit Lestary SPd. Ia berharap, Chevron berpihak kepada kepentingan lokal dengan mengurungkan niat melakukan PHK massal tahap berikutnya. Selama ini perusahaan asal Amerika itu sudah mengeruk Sumber Daya Alam (SDA) di Mandau dan Pinggir, serta sejumlah daerah lain di Riau, tentunya mereka tidak bisa semena-mena
melakukan PHK massal.
"Kita bersama kawan-kawan DPRD dapil Mandau-Pinggir sudah sepakat untuk mempertanyakan hal ini, termasuk mengundang pihak SKK Migas rapat dengar pendapat ke Bengkalis. Karena PHK massal yang dilakukan manajemen Chevron berdampak buruk pada perekonomian serta stabilitas keamanan," terang Pipit, politisi perempuan dari Partai Nasdem ini.
Sebagai perusahaan multinasional, sambung Pipit, Chevron tidak gegabah melakukan PHK massal.
Apalagi PHK dilakukan terhadap naker lokal yang sudah bekerja di perusahaan tersebut selama tahunan.
"Harus ada win-win solution dari manajemen Chevron menyelamatkan naker lokal, jangan hanya berdalih soal turunnya harga minyak dan anjloknya produksi," harapnya.
Penulis: Zulkarnaen
Editor: Budy
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :