Home / Ekonomi | ||||||
KUR Bantu Martabak Bangka Limko Berkembang dan Tingkatkan Omzet Selasa, 30/04/2024 | 06:34 | ||||||
Gusra, pemilik Martabak Bangka Limko merasa terbantu dengan KUR BRI (foto/riki) PEKANBARU - Gusra dengan cekatan memasukkan adonan di atas loyang besinya, Senin malam (29/4/2024). Tiga loyang hitam terisi semua dengan adonan martabak manis. Tiga pembeli duduk bersabar di sekitar mobil kuning yang sudah dimodif jadi lapak Martabak Bangka Limko. Di samping Gusra, istrinya yang mengenakan celemek hijau bersiap menantikan martabak yang matang untuk ditaburi topping. Karena dekat dengan Universitas Lancang Kuning (Unilak) dan Politeknik Caltex Riau (PCR), lalu lintas di sekitar lapak cukup ramai. Apalagi lokasi berjualannya tepat di persimpangan jalan. Saat ditemui usai membuat martabak, Gusra menceritakan dirinya dulu bekerja di salah satu perusahaan swasta di Minas, Kabupaten Siak. Namun karena kontrak di perusahaan habis tahun 2012, dan ditawari pindah ke daerah cukup jauh, akhirnya ia memilih berwirausaha. "Karena kontrak habis, dan ditawari kerja ke daerah jauh enggak mau saya. Jadi tahun 2012 di sini lah (Pekanbaru) membuka usaha martabak," katanya, Senin (29/4/2024). Gusra kemudian memberanikan diri buka martabak manis atau martabak bangka di Jalan Umban Sari-Simpang Patria Sari, Rumbai, Pekanbaru. Dirinya selalu mulai buka lapak jam 5 sore sampai 11 malam. Awal dibuka Martabak Bangka Limko masih sepi pembeli, dengan menu klasik martabak coklat, kacang, dan pulut hitam. "Wajar lah awal buka masih sepi, karena kita baru buka dan masih cari-cari pelanggan," sebut pria asal Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar) itu. Seiring berjalannya waktu, martabak buatannya banyak yang meminati. Hingga saat ini puluhan kotak, bahkan pernah 100 kotak martabak habis terjual. Saat ini varian topping martabaknya sudah semakin banyak. Mulai dari termurah menu martabak kacang, ketan, dan pisang Rp14 ribu, sedangkan rasa coklat dan wijen Rp15 ribu. Harga cukup mahal untuk rasa campur seperti keju kacang coklat Rp22 ribu, durian coklat Rp28 ribu, dan durian keju spesial Rp32 ribu. "Kalau yang paling laris sekarang ini aneka rasa coklat. Karena mungkin dekat kampus jadi lebih banyak anak-anak muda, jadi suka menu yang ada coklatnya," sebut Gusra. Pencapaian ini menurut Gusra selain kerja keras, juga tak lepas dari andil BRI. Ia pernah mendapatkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI yang ditawari pelanggannya. "Jadi ada pegawai BRI unit Bukit Barisan, Tenayan Raya yang langganan beli martabak di sini. Terus dijelaskan ada program dana KUR dan ditawarinya. Saya coba waktu itu pinjam Rp25 juta untuk tambah modal usaha, alhamdulillah disetujui. Dari situ terus saya pinjam lagi lupa tahunnya, tapi sudah lunas sekitar tahun 2020," ceritanya. Selain untuk modal usaha, Gusra juga mengganti lapak martabak lama yang gerobak biasa, dengan mobil yang sudah dimodifikasi. Sekarang selain menjual martabak bangka, ia juga menyediakan martabak mesir seharga Rp20 ribu. Dengan usaha yang terus berkembang, juga berdampak dengan peningkatan omzetnya. Gusra mengatakan KUR BRI sangat membantu untuk UMKM yang biasanya kesulitan modal usaha. Dengan bunga yang ringan, membuat pelaku usaha tidak terlalu terbebani dengan angsuran. Apalagi syarat pengajuannya juga tidak sulit dan sekarang tanpa agunan. "Sering itu yang nawari pinjaman, ada angsurannya harian. Tapi bunganya ndak masuk sama kita. Kalau KUR BRI sangat membantu, lanjutkan terus membantu UMKM biar berkembang," sebutnya sambil ngacung jempol. Sebelumnya Regional CEO Office BRI Pekanbaru, Kicky Andre Davetra mengatakan pihaknya terus meningkatkan portofolio pembiayaan untuk segmen UMKM. Upaya ini dilakukan sebagai cara memperkuat ketahanan ekonomi nasional. “Fokus BRI ke UMKM tidak perlu dipertanyakan lagi. Karena secara bisnis portofolio kami, di Riau khususnya itu 90 persen penyaluran kredit kita di sektor UMKM. Semua produk layanan kami bisa dinikmati di unit kerja BRI yang tersebar di 12 kabupaten dan kota di Riau,” ujarnya belum lama ini. Kicky menambahkan pihaknya terus mendorong realisasi KUR selain menambah debitur baru, juga bisa membuat UMKM naik kelas. Artinya UMKM yang sudah menikmati KUR tiga atau empat kali, bisa kemudian meningkatkan kelas masuk kredit Kupedes yang memiliki plafon sampai dengan Rp 250 juta. Apalagi UMKM punya dampak ke masyarakat sekitar cukup besar. UMKM bisa mengurangi pengangguran dan meningkatkan ekonomi rumah tangga. Menjadi sentral perputaran ekonomi di mana ada arus barang dan uang di tengah UMKM tersebut. Penulis: Riki Ariyanto |
||||||
|
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |